JAKARTA, (TANHANANEWS) — Dalam rangka mengenalkan kembali sejarah perjuangan di Kota Semarang, Pimpinan Daerah Pemuda Panca Marga (PD PPM) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Resimen Yudha Putra bersama masyarakat Kota Semarang menggelar kegiatan ‘PPM Gowes Rute Sejarah Perjuangan Kota Semarang’, pada Sabtu (18/3/2023).
Menurut Ketua PD PPM Jateng Hj Gatyt Sari Chatijah SH MM kegiatan tersebut diharapkan mampu mematri semangat dan karakter nasionalis dan patriotis pada setiap pribadi, khususnya keluarga besar PPM selaku putra putri penerus pejuang Veteran Kemerdekaan dan masyarakat luas pada umumnya.
“Memahami sejarah perjuangan bangsa, setidaknya akan menginspirasi semangat juang. Sehingga akan membangun karakter peduli terhadap bangsa dan negara,” ungkap Gatyt di sela kegiatan, sebagaimana dikutip dari JAVAMEDIA, Minggu.
Gowes yang diikuti 50 peserta dari anggota PPM, Resimen Yudha Putra dan keluarga veteran ini menyusuri rute perjuangan Pertempuran 5 Hari Semarang.
Tak hanya melintas, rombongan bersepeda juga mampir mengulas tempat-tempat bersejarah, seperti bekas Markas BKR yang sekarang menjadi Kampus Unisbank, dimana dulu menjadi tempat pembantaian 3 anggota BKR, R Bisoro, Taman dan Soewondo oleh tentara Jepang saat Oktober 1945.
Kemudian rombongan juga menyinggahi bekas Gedung Java Hookookai di Jalan Pemuda yang kini menjadi Kampus Fakultas Hukum Untag 17 Semarang, di Gedung ini lah sebagai tempat pembacaan Proklamasi Kemerdekaan pertama di Semarang oleh Wakil Residen Semarang Mr Wongsonegoro pada 17 Agustus 1945, satu jam setelah dibacakan oleh Ir Soekarno di Jakarta.
Sebelum menuju ke bekas Markas Polisi Istimewa yang sekarang menjadi Museum Mandala Bhakti di Kawasan Tugu Muda, goweser juga sempat melihat dari depan Gedung atau rumah di Jalan Pemuda 87 atau yang dulu dikenal sebagai Bojong 87.
Dahulu Bojong87 merupakan Markas Angkatan Muda yang mengatur pergerakan rakyat dalam Pertempuran 5 Hari melawan Jepang.
Gatyt menambahkan bahwa kegiatan Gowes ini akan berlanjut dengan tema Gowes JSN 45 yang sasarannya atau rutenya akan berganti setiap digelar.
“Masih banyak rute dan lokasi bersejarah yang bisa dikunjungi. Banyak situs perjuangan di Kota Semarang yang bakal kita kunjungi. Ada monument Pertempuran Medan Tenggara yang sekarang didirikan Tugu Peluru di Tegal Kangkung yang merupakan lokasi heroik pertempuran melawan Belanda”, kata Gatyt.
“Ada pula makam Syuhada, dimana dulunya adalah Pesantren tempat para santri yang tergabung dalam pejuang Hisbullah yang gugur dibom pesawat Belanda di Bugen Telogosari. Semua lokasi itu pasti akan kita kunjungi agar tersimak sejarahnya,” imbuhnya.
Perjalanan menyusuri rute perjuangan ini dipandu oleh pengurus PD PPM Jateng Chandra AN yang juga seorang Jurnalis Harian Kedaulatan Rakyat serta aktif menulis terkait Sejarah Perjuangan Pertempuran 5 Hari Semarang.
Menurut Chandra AN, banyak hal yang tidak diketahui oleh warga masyarakat Kota Semarang khususnya tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi saat Pertempuran 5 Hari, bahkan saat Proklamasi di Semarang.
‘Kisah heroik ini sangat disayangkan bila tidak bisa menginspirasi warga, sebab mengandung nilai kepedulian dan kebersamaan dalam menggapai cita-cita bersama, yakni kemerdekaan. Keberanian dan kerelaan berkorban menjadi dasar perjuangan yang harus dimiliki setiap generasi muda sekarang,” ujar Chandra AN.
Ia menilai langkah yang diambil PPM Jateng melalui kegiatan tersebut sangat bagus dan tepat.
“PPM sebagai wadahnya para anak cucu Veteran punya tanggungjawab dalam hal membangun dan menanamkan Jiwa Semangat Nasional 45 yang kali ini dikemas dengan kegiatan bersepeda,” katanya.
Chandra AN berharap kegiatan ini akan diikuti oleh komunitas atau organisasi kepemudaan lainnya.
JAVAMEDIA