JAKARTA, TANHANANEWS.COM — Islam menempatkan orang alim pada posisi yang lebih tinggi dibandingkan orang yang punya nasab tinggi.
Demikian disampaikan oleh KH. DR (HC). Afifuddin Muhajir, Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Asembagus Situbondo, saat menjadi narasumber utama Annual International Conference for Islamic Studies (AICIS) 2023 yang berlangsung di Sport Center UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, pada Kamis, 4 Mei 2023.
Prinsip kesetaraan menjadi salah satu topik yang dibahas dalam AICIS 2023. Tajuk ini dibahas dalam sesi Plennary 3, yang mengangkat tema “Maqashid al-Syariah as a Reference and Framework of Fiqh for Humanity”.
Acara yang dipandu Prof. Siti Aisiyah. M.A., Ph.D., Guru Besar Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, selain menghadirkan KH. Afifuddin juga dihadiri narasumber utama, yakni Prof. Mashood A. Baderin, Pengacara Mahkamah Agung Nigeria.
Dalam paparannya, KH. Afifuddin menceritakan kisah Rafi’ bin Mahram yang dikenal dengan sebutan Abul Aliyah.
Ia adalah bekas hamba milik seorang wanita Bani Riyah yang kemudian menjadi tabi’in yang sangat teliti dari penduduk Basrah, dan terkenal dengan ahli fiqh dan Tafsir.
Dalam sebuah riwayat, kata KH Afifuddin, dijelaskan bahwa Abul Aliyah memiliki posisi yang lebih tinggi dibandingkan Ibnu Abbas, yang adalah Sepupu Nabi SAW. Sedangkan seluruh kaum Quraisy berada di bawah Ibnu Abbas.
Sebelumnya, Siti Aisiah selaku pemandu acara menjelaskan bahwa Al Qur’an dan Hadits tentang nilai kesetaraan dan kesamaan.
“Perbedaan yang ada di Indonesia maupun golongan itu adalah sunnatullah. Itu tetap harus dijaga untuk menjadi suatu keutuhan sebagai persatuan dan keunikan,” ujarnya.
“Tidak usah ribut, tidak usah ada pembedaan, perbedaan itu biasa saja,” tutupnya.
KEMENAG | EDITOR: EDDY PRASETYO