Penulis: Wiwin Erni Siti Nurlina dan Riani *)
Di dalam berkomunikasi, orang sering menggunakan kata-kata yang bermakna sama secara spontanitas. Demi kevariasian berbahasa dan ketepatan makna, pemakaian kata-kata yang bermakna sama dapat digunakan. Namun, kadang pemakaian kata yang bermakna sama dapat memberikan informasi yang ambigu atau kurang jelas jika tidak cermat pemaknaannya.
Untuk itu, pencermatan terhadap kata-kata yang memiliki unsur kesamaan makna perlu dilakukan. Kata-kata yang memiliki kesamaan makna itu banyak jumlahnya, seperti kata ayu–cantik; bisa—dapat; sudah–telah; serta kini–sekarang. Sekilas kata-kata tersebut memiliki makna yang sama persis. Oleh karena itu, kata-kata tersebut dikatakan sebagai sinonim atau padanan kata.
Namun, pada kesempatan ini dibahas dua kata yang sering digunakan secara variatif, yaitu kata kini dan sekarang. Pernahkan Anda mencermati kata kini dan sekarang. Makna kata kini dan sekarang tidak sama persis. Yuk kita cermati kata kini dan sekarang dengan memperhatikan kalimat-kalimat berikut.
(1a) Pada masa sekarang wanita jarang memakai kain kebaya untuk aktivitas keseharian.
(1b) Pada masa kini wanita jarang memakai kain kebaya untuk aktivitas keseharian.
(2a) Dulu kau membenci, kini kau mencintai.
(2b) Dulu kau membenci, sekarang kau mencintai.
(3a) Sekarang penggunaan obat-obat generik lebih dimasyarakatkan.
(3b) Sekarang penggunaan obat-obat generik lebih dimasyarakatkan.
Kata kini dan sekarang pada contoh tersebut, yang dapat terletak di tengah atau di awal kalimat, memiliki makna yang sama dan berterima di dalam komunikasi. Jadi, kata kini dan sekarang dalam konteks tersebut digunakan sebagai sinonim atau padanan kata.
Namun, apabila dicermati lebih jauh, pemakaian kata kini dan sekarang tidaklah selalu sama persis sebagai sinonim. Kedua kata itu memiliki perbedaan di dalam pemakaiannya, yang tergantung pada konteks kalimat yang mewadahinya. Perbedaan-perbedaan tersebut yaitu sebagai berikut.
(4a) Anda harus membayar uang kontrakan sekarang.
(4b) *Anda harus membayar uang kontrakan kini.
(5a) Jika sekarang kamu tidak memakai baju adat, nanti dirimu tidak diperbolehkan mengikuti upacara.
(5b) * Jika kini kamu tidak memakai baju adat, nanti dirimu tidak diperbolehkan mengikuti upacara.
Kalimat di atas yang bertanda asteris (*), yaitu pada (4b*) dan (5b*) menandai bahwa kalimat itu tidak berterima dalam komunikasi. Untuk contoh-contoh selanjutnya, kalimat yang di awalnya bertanda asteris (*) berarti kalaimat yang bersangkutan merupakan kalimat yang tidak berterima.
Pada konteks lain, kata sekarang tidak dapat untuk menyatakan waktu yang sangat dekat dan tepat untuk merujuk sesuatu yang harus dilaksanakan, yaitu sebagai sebuah pernyataan waktu, seperti pada kalimat (6a) dan (7a). Pemakaian kata kini pada konteks kalimat (6b*) dan (7b*) menunjukkan bahwa kata kini tidak berterima untuk digunakan.
(6a) Kapan kita berangkat? Sekarang.
(6b) *Kapan kita berangkat? Kini.
(7a) Dapatkah sekarang kita mulai permainan ini?
(7b) *Dapatkah kini kita mulai permainan ini?
Di samping itu, kata kini tidak dapat menjadi atribut bagi nomina, sedangkan kata sekarang dapat, seperti contoh berikut.
(8a) Suami Bu Wina yang sekarang berasal dari Medan.
(8b) *Suami Bu Wina yang kini berasal dari Medan.
Kata sekarang dapat diikuti kata pukul atau jam, sedangkan kata kini tidak dapat. Hal itu dikarenakan kata kini mempunyai rujukan waktu yang kurang jelas batasnya. Contoh dapat dilihat sebagai berikut.
(9a) Sekarang pukul berapa?
(9b)*Kini pukul berapa?
(10a) Sekarang jam 5.30.
(10b) *Kini jam 5.30.
Kata sekarang dapat diikuti oleh kata ini,sedangkan kata kini tidak dapat. Misalnya pada kalimat seperti berikut.
(11a) Sekarang ini pasaran konveksi lagi sepi.
(11b) *Kini ini pasaran konveksi lagi sepi.
Kata sekarang dapat diikuti oleh kata juga, sedangkan kata kini tidak dapat, seperti pada konteks berikut.
(12a) ”Dani harus dipanggil sekarang juga”, kata Kepala Sekolah.
(12b) *”Dani harus dipanggil kini juga”, kata Kepala Sekolah.
Selain itu, jika kata kini dan sekarang dilekati dengan imbuhan (afiks), akan semakin nyata perbedaannya. Dengan pengimbuhan, sebuah kata akan berubah menjadi kata turunan. Perhatikan contoh berikut.
(13a) Tradisi kehamilan “mitoni” atau “mapati” mempunyai potensi atau peluang untuk menjadi tradisi yang lebih kekinian dalam melestarikan budaya.
(13b) *Tradisi kehamilan “mitoni” atau “mapati” mempunyai potensi atau peluang untuk menjadi tradisi yang lebih kesekarangan dalam melestarikan budaya.
(14a) Akhir-akhir ini banyak muncul makanan kekinian yang degemari anak-anak muda, tetapi tidak disukai oleh orang tua.
(14b) *Akhir-akhir ini banyak muncul makanan kekinian yang degemari anak-anak muda, tetapi tidak disukai oleh orang tua.
Dengan melihat perbedaan dan kesamaan penggunaan kata kini, dan sekarang dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut mempunyai unsur makna yang terikat konteks. Sehubungan dengan itu, kata kini dan sekarangmempunyai sifat distributif yang tidak sama dalam suatu kalimat (konteks).
Lebih dicermati lagi, ternyata kata kinimemiliki distribusi yang lebih terbatas dibandingkan kata sekarang. Dari pembahasan ini diharapkan dapat membantu pengguna bahasa Indonesia dalam mewujudkan komunikasi yang baik dan cermat. Semoga bermanfaat.
*) Penulis adalah Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional