TANHANANEWS.COM, Jakarta — PT Kereta Api Indonesia (Persero) menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) tentang Penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan.
Penandatanganan MoU ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi, kerja sama, keselarasan, dan saling mendukung terhadap masing-masing tugas, fungsi, dan wewenang dalam penanganan kondisi darurat.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (8/6).
Adapun ruang lingkup MoU ini meliputi kerja sama di bidang berbagi pakai data dan informasi, penanganan kondisi darurat dan penanganan kecelakaan dalam penyelenggaraan perkeretaapian melalui kegiatan pencarian dan pertolongan, latihan pencarian dan pertolongan, pemanfaatan sumber daya, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Tujuan besar MoU antara KAI dengan Basarnas adalah sebagai salah satu upaya dalam mendukung pengoperasian LRT Jabodebek. KAI dan Basarnas berkomitmen untuk mendukung dan menyukseskan penugasan penyelenggaraan LRT Jabodebek dalam hal antisipasi dan penanganan atas peristiwa darurat dalam pengoperasian LRT Jabodebek.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, menjelang beroperasinya LRT Jabodebek yang akan dilakukan soft launching pada 17 Agustus 2022, salah satu aspek yang sangat penting adalah mengenai keselamatan. Untuk itu, KAI berinisiatif melakukan pendekatan kepada Basarnas untuk bersama-sama membangun kesiapan operasional LRT Jabodebek agar terjaga keselamatannya. Langkah ini juga merupakan bentuk komitmen KAI untuk membangun budaya keselamatan yang proaktif.
“Kerja sama dengan Basarnas ini bukan hanya dalam upaya preventif, tetapi juga dalam kondisi jika diperlukan contingency action. LRT Jabodebek ini dioperasikan semuanya di atas, elevated, sehingga tingkat keselamatannya harus kita jaga lebih dibandingkan dengan kereta api yang biasa,” kata Didiek.
Saat ini progres LRT Jabodebek telah mencapai 82,7%. Nantinya, LRT Jabodebek akan dioperasikan sistem secara otomatis menggunakan GoA 3 sehingga KAI terus melakukan upaya-upaya keselamatan seperti serangkaian pengujian, pengecekan, dan perawatan berkala oleh tenaga yang kompeten dan diawasi oleh para ahli di bidangnya.
“Kami sangat berharap budaya keselamatan ini, baik di KAI maupun anak-anak perusahaan bisa terus kita bangun dan bersama-sama kita sampaikan bahwa KAI siap untuk terus beradaptasi menjaga keselamatan transportasi kereta api yang berkelanjutan,” kata Didiek.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi mengatakan dalam sambutannya bahwa akses pertama yang memungkinkan mencapai lokasi jika terjadi keadaan darurat pastinya melalui udara yang bisa dicapai dengan menggunakan helikopter. Dengan penambahan armada helikopter, Basarnas akan lebih siap dalam upaya memberikan jasa SAR apabila terjadi keadaan darurat di jalur kereta LRT Jabodebek.
HUMAS KAI | EDITOR : EDDY PRASETYO