JAKARTA, TANHANANEWS.COM — Dalam Rapat Kerja (Raker) Badan Geologi pada Kamis, 15 Juni 2023, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menekankan pentingnya untuk terus memodernisasi alat-alat yang dimiliki Badan Geologi agar didapatkan hasil yang baik, cepat, tepat dan akurat terutama alat pada kegiatan pemantauan kebencanaan yang menyangkut keselamatan jiwa manusia.
“Personel yang kompeten, tangguh dan mengerti bidangnya harus juga di dukung oleh peralatan yang mumpuni. Jadi, jangan ragu-ragu jika mengusulkan untuk pengadaan alat-alat kerja untuk mendukung pekerjaan sehari-hari,” kata Menteri Arifin.
Arifin menambahkan, alokasi anggaran Kementerian ESDM pada tahun 2024 mengalami peningkatan sehingga pemanfaatannya harus lebih optimal, terutama untuk kebutuhan pengadaan dan memodernisasi alat Kegeologian yang ada agar menjadi lebih baik dan produktif.
“Khusus untuk kebencanaan, kita lengkapi peralatan-perlatannya dengan yang lebih baru agar kita dapat memitigasi bencana untuk keselamatan masyarakat (early warning), nyawa manusia itu di atas segalanya, sempurnakan alat-alat kita,” tegas Arifin.
Senada dengan Menteri ESDM, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sugeng Mujiyanto mengatakan, Badan Geologi telah menjadikan modernisasi peralatan khususnya untuk pemantauan kebencanaan geologi menjadi prioritas utama.
“Selaras dengan arahan Bapak Presiden RI dan ditindaklanjuti instruksi Bapak Menteri ESDM, modernisasi peralatan pemantauan kebencanaan geologi menjadi prioritas utama Badan Geologi yang telah disusun dan mulai dilaksanakan pada tahun 2022,” ujar Sugeng.
Modernisasi peralatan tersebut dijelaskan Sugeng bertujuan untuk mengisi kekurangan peralatan pemantauan bencana serta melakukan penggantian peralatan pemantauan dengan teknologi yang lebih baik.
Selain peralatan kebencanaan seperti, alat pemantauan gunung api, gerakan tanah (LEWS – Landslides Early Warning System), patahan aktif, dan SPPT (Stasiun Pengamatan Penurunan Muka Air Tanah), modernisasi alat juga diperlu terus dilakukan untuk peralatan pada laboratorium dan sarana teknis survey.
Pada tahun 2022, telah dilakukan modernisasi peralatan pemantauan di 8 lokasi gunung api, 5 pos gunung api, 4 lokasi patahan aktif, 6 lokasi SPPT, dan 7 lokasi LEWS.
Dukungan tambahan anggaran dari pemanfaatan IP PNBP, telah mendorong peningkatan modernisasi peralatan pemantauan pada tahun 2023, meliputi 12 lokasi gunung api, 7 pos gunung api, 5 lokasi patahan aktif, 8 lokasi SPPT, dan 7 lokasi LEWS.
Pada tahun 2024 modernisasi akan terus meningkat dan mendapat peningkatan anggaran hampir 2 kali lipat, dan diharapkan dapat diselesaikan lebih cepat pada tahun 2025.
Sistem pemantauan kebencanaan geologi yang handal harus memenuhi prinsip cepat dalam penyajian data, serta akurat dalam data dan hasil pengolahan, sehingga dapat dihasilkan peringatan dini yang cepat dan tepat untuk antisipasi ancaman bahaya, serta korban jiwa dan kerugian harta benda dapat diminimalisir.
“Tujuan penting dari modernisasi peralatan pemantauan kebencanaan geologi bukan hanya instalasi peralatan dan peralatan beroperasi dengan optimal, tetapi lebih jauh adalah terciptanya kemandirian serta mimpi, visi, misi, tusi dalam menyelamatkan masyarakat dari ancaman dapat dikerjakan secara paripurna,” pungkas Sugeng.
SUMBER: KEMENTERIAN ESDM | EDITOR: EDDY PRASETYO