TANHANANEWS.COM, Jakarta — Karya tujuh orang seniman muda Indonesia menjadi koleksi sekaligus menghiasi kampus Monash University Indonesia di Bumi Serpong Damai (BSD) City.
Para senimannya yaitu Arum Dayu, Andy Dewantoro, Arwin Hidayat, Maharani Mancanagara, Patriot Mukmin, Prabu Perdana dan Citra Sasmita.
Salah seorang seniman itu, Maharani Mancanagara, membuat karya berjudul (After) a Myth or Not #2 berupa gambar di atas panel-panel kayu.
Temanya mengenai bambu runcing yang menjadi salah satu ikon identitas pada babak perjuangan dalam perang kemerdekaan.
“Karya tersebut baru dibuat dan khusus untuk Monash University Indonesia pada 2021,” ujarnya, Jumat 15 April 2022.
Sebelum digarap, prosesnya yang dimulai sejak awal 2021 berupa diskusi, pengajuan konsep, sketsa, juga perencanaan karya dengan skala ruang Monash University Indonesia. Karyanya selesai pada akhir 2021, kemudian dipasang di lokasi pada awal 2022.
Menurut Maharani, Monash University Indonesia dan Monash University Museum of Art (MUMA) menunjuk Santy Saptari Art Consulting (SSAC) untuk memilih dan mengkomisi karya seni.
Tujuannya untuk diletakkan di Monash University Indonesia yang dibuka pada 2021. SSAC memilih seniman dalam kerangka kurasinya yang dirasa cocok hingga kemudian mengerucut kepada tujuh seniman Indonesia.
Lewat karyanya, Maharani berupaya menafsirkan mitos yang berkembang mengenai bambu runcing dan menyandingkan dengan hipotesa logis. Dia mengadopsi karya seniman Mella Jaarsma yang berjudul “A Myth or Not”.
Karya seniman lainnya berupa lukisan, fotografi, serta relief pahatan, dipajang Monash University yang berada di Gedung Green Office 9, Jalan BSD Green Office Park, Sampora, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten.
Dalam keterangan tertulisnya 9 Maret 2022, Rektor Monash University Indonesia Andrew MacIntyre meminta Monash University Museum of Art untuk memperoleh koleksi karya seni seniman Indonesia untuk kampus pasca sarjana yang baru.
Peresmian kampus asing pertama di Indonesia itu dilakukan Kamis 14 April 2022 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.
TEMPO.CO
