Menlu Saudi: Negara-negara Arab Membutuhkan Pendekatan Baru Terhadap Suriah

Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud menghadiri konferensi pers di KTT Teluk Arab di Riyadh, Arab Saudi, 9 Desember 2022. REUTERS:Ahmed Yosri
Waktu Baca : 2 minutes

TANHANANEWS.COM, DUBAI, — Menteri luar negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan konsensus sedang dibangun di dunia Arab bahwa mengisolasi Suriah tidak berfungsi dan bahwa dialog dengan Damaskus diperlukan “di beberapa titik” untuk setidaknya mengatasi masalah kemanusiaan, termasuk kembalinya para pengungsi .

Pernyataan Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud di sebuah forum keamanan Munich pada hari Sabtu (18/2/2023) menandai pergeseran dari tahun-tahun awal perang saudara Suriah selama 12 tahun ketika beberapa negara Arab termasuk Arab Saudi mendukung pemberontak yang melawan Bashar al-Assad.

Dikutip dari Reuters, Minggu (19/2/2023), “Anda akan melihat tidak hanya di antara GCC (Gulf Cooperation Council) tapi di dunia Arab ada konsensus yang berkembang bahwa status quo tidak bisa diterapkan,” katanya.

Menteri mengatakan tanpa jalan menuju “tujuan maksimalis” untuk solusi politik, pendekatan lain “sedang dirumuskan” untuk mengatasi masalah pengungsi Suriah di negara tetangga dan penderitaan warga sipil, terutama setelah gempa dahsyat yang melanda Suriah dan Turki.

“Jadi itu harus melalui dialog dengan pemerintah di Damaskus di beberapa titik dengan cara yang mencapai setidaknya tujuan yang paling penting terutama dalam hal kemanusiaan, kembalinya pengungsi, dll,” katanya.

Ditanya tentang laporan bahwa dia akan mengunjungi Damaskus setelah kunjungan rekan-rekannya dari Emirat dan Yordania setelah gempa bumi, Pangeran Faisal mengatakan dia tidak akan mengomentari rumor tersebut.

Riyadh telah mengirim pesawat bantuan ke wilayah yang dikuasai pemerintah di Suriah sebagai bagian dari upaya bantuan gempa setelah awalnya mengirim bantuan hanya ke barat laut yang dikuasai oposisi negara itu.

Dijauhi oleh Barat, Assad telah menerima curahan dukungan dari negara-negara Arab yang menormalisasi hubungan dengannya dalam beberapa tahun terakhir, terutama Uni Emirat Arab yang mengincar pengaruh Arab di Suriah untuk melawan pengaruh Iran.

Negara-negara Arab lainnya tetap waspada dan sanksi AS terhadap Suriah tetap menjadi faktor yang mempersulit.

Menteri luar negeri Kuwait mengatakan kepada Reuters di Munich bahwa negaranya tidak berurusan dengan Damaskus dan memberikan bantuan melalui organisasi internasional dan Turki.

Ditanya apakah sikap ini akan berubah, Sheikh Salem Al-Sabah berkata: “Kami tidak akan berubah pada saat ini.”

Assad telah mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar Suriah dengan dukungan dari Rusia bersama dengan Iran dan kelompok-kelompok Muslim Syiah yang didukung Iran seperti Hizbullah Libanon.

REUTERS