Peran Pahlawan Nasional Izaak Huru Doko dalam Sejarah Terbentuknya TNI di NTT

CIKAL BAKAL TNI
Waktu Baca : 3 minutes

Peralihan dari Tentara KNIL ke TNI

Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag-Belanda pada bulan Desember tahun 1949, telah menghasilkan kesepakatan tentang Pengakuan atas Kemerdekaan Republik Indonesia, walaupun sebelumnya, yaitu pada tanggal 29 September 1949 di Timor telah dilakukan “serah terima” wewenang Resident Belanda kepada Dewan Raja-Raja Timor dibawah pimpinan Hendrik Arnold Koroh (H.A. Koroh).

Selanjutnya pada bulan Oktober dan November 1949 dipilih dan dibentuk Parlemen Timor melalui suatu Pemilu, dimana Parlemen tersebut diketuai oleh E.R.Herewila dan Wakil Ketua Th. Messakh, sehingga dengan demikian sudah terbentuk Pemerintahan di Timor diakhir tahun 1949.

Tentara Siliwangi di Sunda Kecil

Bendera Belanda Merah Putih Biru mulai digantikan oleh Bendera Merah Putih sebagai tanda berdaulatnya negara RI di Keresidenan Timor, sekarang tinggal perlunya ‘dibentuk’ Kesatuan Tentara Republik Indonesia di Timor (dan wilayah Kekuasaannya) untuk menjaga kedaulatan wilayah Republik Indonesia melalui Pengambilan Alihan kewenangan dari Ex. Tentara KNIL yang ada di Kupang.

Bersamaan dengan itu pada awal tahun 1950 di Maluku terjadi Pemberontakkan RMS (Republik Maluku Selatan) yang dimotori oleh Tentara KNIL yang ada disana, hal ini dilihat oleh Pemerintah Pusat sebagai bentuk ancaman bagi daerah2 lainnya termasuk NTT yang nantinya bisa saja menjalar “minta merdeka sendiri”.

Pahlawan Nasional asal NTT Izaak Huru Doko

Menyikapi kondisi yang berkembang saat itu, maka Izaak Huru Doko selaku Menteri Penerangan Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berkedudukan di Makassar mengatur pengiriman 2 orang perwira Angkatan Darat untuk berkunjung ke Timor guna melakukan penilaian situasi serta meyakinkan masyarakat Timor yang saat itu masih ragu-ragu.

Salah satu perwira tersebut adalah Kapten Andi M.Yusuf (beliau ini dikemudian hari menjadi Pangab ke 7 Republik Indonesia, serta Menhankam RI), beliau bahkan melakukan perjalanan sampai ke pelosok pedalaman Timor hingga ke perbatasan Timor Portugal, masuk kampung keluar kampung untuk meyakinkan masyarakat Timor agar mau bergabung dengan Republik Indonesia dan menerima Tentara Republik Indonesia yang akan datang ke Timor.

Menhankam/Pangab Jenderal M. Jusuf menemui prajurit saat berkunjung ke asrama batalyon Linud 330 Bandung (17/11/1978). Dalam kesempatan itu Pangab M Jusuf memerintahkan agar dilakukan perbaikan asrama di sana – Foto : Kompasmedia.Kompas.id

Setelah misi ke-dua perwira tersebut selesai, tidak lama kemudian (masih) di bulan Mei tahun 1950 oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia dikirim 2 (dua) batalion pasukan Siliwangi dari Brigade Sunda Kecil, masing-masing dibawah pimpinan Mayor Soekendro dan Let.Kol. R.A. Kosasih ke Kupang dengan tugas untuk melakukan konsolidasi serta pengambilalihan kekuasaan tugas2 militer di Keresidenan Timor.

Kedua Batalion tersebut tiba di Kupang pada tanggal 25 Mei 1950 , tergabung dengan batalion-batalion tersebut beberapa perwira muda asal NTT seperti Letnan El Tari, Letnan Amos Pah, Letnan Is Tibuludji, Letnan Chris Mooy dll. Mereka bertemu dan berdialog antar komandan (TNI dan Tentara KNIL) dalam suasana yang penuh kekeluargaan dan setelah itu mereka melakukan parade militer secara bersama-sama dengan tentara KNIL ( saat itu Tentara KNIL dibawah pimpinan Letnan Y.D. Faah ) dipangkalan militer Oeba-Kupang.

Sedikit tentang Letnan Y.D. Faah, beliau adalah komandan detasemen yang ikut dalam penumpasan pemberontakkan RMS di Maluku dibawah komandan Kolonel Inf. A.E. Kawilarang. 

Setelah dilakukan pendekatan melalui dialog yang baik, akhirnya Tentara KNIL dibawah komandan Letnan Y.D.Faah kemudian menyatakan bersedia bergabung kedalam Kesatuan Tentara Republik Indonesia, sehingga serah terima kedaulatan tentara KNIL kepada Tentara Republik Indonesia di Timor berlangsung dengan aman dan lancar.

Sejak serah terima kewenangan untuk Penanganan Keamanan dan Ketertiban Wilayah Timor dan taklukannya dari ex. Tentara KNIL kepada Tentara Republik Indonesia maka pada saat itulah yakni tanggal 14 Juli 1950 secara de facto dan de yure TNI hadir dan berdaulat di NTT.

Sebagai Komandan Tentara Republik Indonesia pertama yang berkedudukan di Kupang adalah Mayor (Inf) Soekendro, sedangkan untuk Komandan Tentara pertama di Sunda Kecil berkedudukan di Bali adalah Letkol (Inf) Kosasih, sedangkan untuk Kepolisian, komandan yang pertama adalah adalah Komisaris Polisi Tk.II Titus Uly (1950-1952).

Sumber: https://nickywritehistory.wordpress.com/2023/10/05/sejarah-tentara-nasional-republik-indonesia-terbentuk-di-keresidenan-timor/