
TANHANANEWS.COM, JAKARTA — Sanggar Sekar Manggis telah ikut tampil dalam pertunjukan karawitan pada acara Festival Karawitan yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-58 Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Pertunjukan ini menjadi salah satu acara unggulan Dies Natalis tersebut untuk melestarikan sekaligus mempopulerkan seni karawitan sebagai kekayaan budaya yang adiluhung pada generasi muda.
Festival Karawitan dalam rangka Dies Natalis ke-58 Fakultas Filsafat UGM diselenggarakan pada tanggal 19-20 Juli 2025, di aula pendopo yang disertai dengan bazar kuliner masakan tradisional Jawa.

Apa itu Sanggar Sekar Manggis?
Sanggar “Sekar Manggis” merupakan paguyuban seni yang beranggotakan alumni SMAN 1 Purworejo Jawa Tengah Angkatan tahun 1981 yang memiliki sebutan Smapurdesa. Dengan latar belakang pendidikan yang sama, anggota sanggar Sekar Manggis dapat mengembangkan kreativitas seni dan budaya dengan lebih erat dan harmonis.
Sanggar Sekar Manggis, yang juga sering disebut sanggar SM, diketuai oleh Mursilah Barida. Sanggar Sekar Manggis memiliki makna konsep, yaitu bahwa budaya Jawa, khususnya karawitan, mengemban keterampilan olah jiwa yang memiliki keharuman dan keindahan bagaikan bunga manggis (sekar manggis).

Sehubungan dengan itu, seni karawitan yang bernama Sekar Manggis itu diharapkan agar memiliki kenikmatan dan kemanisan bagaikan buah manggis. Di samping itu, kelompok ini bertujuan agar kita (sebagai masyarakat Jawa) dapat selalu setia dan menjunjung budaya yang adi luhung ini.
Diketahui bahwa sanggar seni merupakan wahana untuk ikut serta melestarikan dan mengembangkan warisan seni budaya nasional, yang dapat dijadikan untuk menjalin tali silaturahim antarinsan seni. Sanggar “Sekar Manggis” yang awalnya beranggotakan alumni SMAN 1 Purworejo angkatan 81, kini berkembang dengan bergabungnya keluarga dan rekan dari personil Smapurdesa.

Perkembangan ini membawa dinamika baru dalam kreativitas dan kegiatan seni sanggar Sekar Manggis, sehingga semakin memperkaya ekspresi seni. Salah satu ekspresi itu ialah diciptakannya tembang “Mars Sekar Manggis”. Demikian dituturkan sekretaris sanggar, Wiwin Erni Siti Nurlina.
Mars Sekar Manggis
Sekar Manggis saking Purworejo
Kumpulaning para Smapurdesa
Tansah mersudi karawitan
Enom tuwa kakung lan putri
Nyawiji tekad padha angleluri
Budaya jawi kang adi luhung
Olah rasa manunggaling jiwa
Murih bagas waras lahir lan batin
Sekar Manggis terus maju anjayeng bumi
Ha ha ha yo ayo ketawa
Hi hi hi ngguyu mesti sehat
Sekar Manggis golek ati seneng
Ha ha ha ha ha sorak hore
Personil sanggar Sekar Manggis dalam dalam pentas festival tersebut yaitu Mursilah Barida (bonang barung), Murtono (bonang penerus), Mujiati (peking), Wiwin Erni Siti Nurlina (saron), Poppy Wahyu (saron), Supriyadi (saron), Wedha (saron), Ernawati (demung), Sri Rejeki (demung), Sujarwo (kenong), Jartonat (gong/kempul).

Sebagai pelatih sekaligus pengendang ialah Dandun Witono, dengan sinden Titik Samiarsih. Dalam festival tersebut, Sekar Manggis menampilkan beberapa gending sebagai berikut: (i) Mars Sekar Manggis, (ii) Kinanthi Sandung-Mikat Manuk, dan (iii) gending untuk mengiringi tari fragmen Gatutkaca-Setija. Gending untuk mengiringi perangnya Gatutkaca-Setija yaitu gending Sampak Menyura, Ladrang Witana, Ganjur, Srepeg Jarwa, dan Sampak Popinet.
Sanggar Sekar Manggis telah menampilkan pertunjukan karawitan yang elok di Festival Karawitan tersebut dengan penuh semangat dan dedikasi. Dengan penampilan yang maksimal dan disertai suguhan fragmen Gatutkaca-Setija, mereka berhasil menghibur dan memukau penonton.
Penampilan ini juga menunjukkan kemampuan dan kreativitas Sanggar Sekar Manggis dalam mengemas karya seni yang berkualitas. Semoga kesuksesan ini menjadi motivasi untuk melestarikan dan mengembangkan seni karawitan. Penampilan pentas karawitan Sekar Manggis dapat dilihat di youtube pada link berikut:
REDAKSI | EDITOR: EDDY PRASETYO





