Kerjasama Militer TNI dengan ADF Perkuat Kemampuan dan Saling Percaya

Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia-Australia atau IKAHAN melalui kedutaan besar dan atase pertahanan Australia untuk Indonesia menggelar acara Lecturer Night, di Jakarta, pada Kamis, 22 Juni 2023.- Foto : Puspen TNI/Tanhananews-EP
Waktu Baca : < 1 minute

JAKARTA, TANHANANEWS.COM — Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia-Australia atau IKAHAN melalui kedutaan besar dan atase pertahanan Australia untuk Indonesia menggelar acara Lecturer Night, di Jakarta, pada Kamis, 22 Juni 2023.

Pada acara yang dihadiri undangan dari TNI, Australian Defense Force (ADF), mahasiswa dan undangan dari berbagai instansi tersebut membahas berbagai isu terkait kemungkinan kerjasama militer antara TNI dengan ADF atau Angkatan Bersenjata Australia dimasa mendatang.

“Dalam membangun kerjasama antara TNI dan ADF memahami tantangan yang dihadapi bersama di kawasan sangatlah penting, sebagai kesamaan visi,” kata Deputy Chief of Joint Operation, Air Vice Marshal Mike Kitcher, melalui keterangannya, Jumat, 23 Juni 2023.

“Hal yang menjadi landasan kerjasama militer antara kedua negara untuk memperkuat kemampuan dan meningkatkan rasa saling percaya,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pertahanan (UNHAN) Laksamana Madya Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, menyampaikan pentingnya kerjasama antara Indonesia dan Australia dibidang pertahanan terutama kerjasama keamanan maritim.

“Di tengah paradigma baru yang menuntut harmonisasi dan sinkronisasi serta pemahaman bersama tidak hanya Indonesia dan Australia tapi juga kawasan regional tentang dampak ancaman keamanan maritim terhadap keamanan manusia dan lingkungan,” kata Rektor Unhan.

Terkait adanya kemungkinan menjadikan latihan bilateral menjadi multilateral juga dibahas dalam sesi tanya jawab, Air Vice Marshal Mike Kitcher mngatakan sebagai langkah yang baik, namun menurutnya hal tersebut tidak mudah dan kompleksitas yang menyertainya harus menjadikan perhatian.

“Kerjasama multilateral juga harus tetap menjunjung tinggi kedaulatan masing-masing negara untuk memilih ikut atau tidak ikut dalam latihan multilateral,” jelasnya.

REDAKSI | EDITOR: EDDY PRASETYO