TANHANANEWS.COM, Jakarta — Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai wajar Ketua DPP PDIP Puan Maharani ‘gerah’ dengan sepak terjang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dua nama tersebut sejak awal memang digadang-gadang sebagai sosok calon presiden (capres) yang akan diusung oleh partai berlambang banteng itu. Namun dari berbagai hasil survei, tingkat elektabilitas Ganjar jauh lebih unggul daripada Puan.
“Kalau melihat survei, memang Ganjar di internal PDIP paling kuat, mengalahkan nama-nama lain seperti Risma (Menteri Sosial Tri Rismaharini), Ahok (Komisaris Pertamina Basuki Tjahaja Purnama), bahkan Puan kalah lah,” kata Adi saat dihubungi, Senin (24/5/2021).
Merujuk beberapa hasil lembaga survei, nama Ganjar memang selalu mengungguli Puan. Teranyar, pada Minggu (23/5), survei Puspoll Indonesia menyebut, popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas Ganjar jauh berada di atas Puan.
Dari hasil survei Puspoll mengungkapkan bahwa 63,9 persen mengenal Ganjar dan 56,2 persen menyukai Ganjar. Sementara, 59,5 persen mengenal dan 41,4 persen menyukai Puan.
Hasil survei itu juga menyebut bahwa Ganjar lebih pantas menjadi capres maupun cawapres pada 2024 dibandingkan Puan. Persentase kepantasan menjadi capres untuk Ganjar berada di angka 43,4 persen dan 40 persen menilai ia pantas menjadi cawapres.
Sementara, hanya 17,3 persen yang menyatakan Puan pantas menjadi Capres dan 24,9 persen berpendapat ia pantas menjadi cawapres.
Lembaga Survei KedaiKOPI pada 12 April juga merilis hasil survei terkait elektabilitas capres. Dalam survei tersebut, nama Ganjar berada di peringkat ketiga dengan 16 persen, di bawah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (24,5 persen) dan Presiden Joko Widodo (18,5 persen).
Sedangkan tingkat elektabilitas Puan dalam survei tersebut hanya 0,2 persen.
Sementara itu, pada hasil survei Indikator Politik 4 Mei, menyatakan bahwa Ganjar memiliki tingkat elektabilitas 15,7 persen. Angka tersebut berbanding jauh dengan tingkat elektabilitas Puan yang hanya mengantongi 2,9 persen.
Kemudian, dari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 1 April menyatakan bahwa tingkat elektabilitas Ganjar mencapai 12 persen, sedangkan Puan 1,7 persen.
Berikutnya, dari hasil survei Charta Politika Indonesia yang dirilis pada 29 Maret, tingkat elektabilitas Ganjar mencapai 16 persen. Sedangkan elektabilitas Puan 1,2 persen.
Pun dengan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis 22 Februari 2021 menyatakan bahwa tingkat elektabilitas Ganjar sebesar 10,6 persen, sementara Puan 0,1 persen.
Menurut Adi, hasil berbagai lembaga survei itu menunjukkan kinerja Ganjar lebih terlihat oleh publik dan lebih merakyat daripada Puan.
“Ganjar terus terang sudah delapan tahun jadi gubernur, artinya plus minusnya sudah dikenal publik, kinerjanya sudah mulai dinilai. Kedua, Ganjar relatively lebih supel, friendly dalam menghadapi publik, terutama menghadapi media,” kata Adi.
“Kan humble sekali Ganjar ini, makanya segala gerak gerik dan tingkah politik yang tidak ada kaitan kinerjanya jadi headline, berita,” ujarnya menambahkan.
Selain itu, Adi menilai bahwa Ganjar hidup dan tumbuh besar dalam satu basis dan komunitas PDIP yang besar di Jateng. Artinya, kata dia, Ganjar dapat menunjukkan kepada publik bahwa dia gampang berinteraksi dengan orang dan ada sesuatu yang bisa dia tunjukkan.
“Sementara Puan, sudah punya dua kesempatan, jadi Menko dan Ketua DPR, tapi kinerjanya tidak terlampau kelihatan. Mungkin saja Puan sudah bekerja dengan maksimal, tapi tidak terendus dengan media, publik. Suatu hal yang tidak dimiliki Puan, tidak bisa mengakses jaringan publik,” paparnya.
Sumber : CNNIndonesia