TANHANANEWS.COM, Jakarta — Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman dirotasi menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada Selasa (25/5/2021). Posisi itu sebelumnya dipegang Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono yang dipromosikan sebagai Kasum TNI menggantikan Ganip Warsito yang baru dilantik sebagai Kepala BNPB.
Jenderal bintang dua itu menjabat pangdam jaya sejak 27 Juli 2020 setelah sebelumnya menjabat gubernur angkatan militer (akmil) periode 2018-2020. Ia juga sempat menjabat sebagai wakil asisten teritorial kasad sepanjang tahun 2017-2018.
Nama pria kelahiran Bandung, Jawa Barat tersebut sempat ramai diperbincangkan publik ketika ia bersikap keras terhadap Front Pembela Islam (FPI) pada akhir 2020.
Ketika isu kegiatan FPI menyebabkan kerumunan sedang ramai menjadi polemik, Dudung beraksi melucuti baliho yang mendukung Rizieq Shihab di kawasan DKI Jakarta.
Ancaman Dudung membubarkan FPI kemudian menyusul aksi tersebut. Ia menilai organisasi masyarakat-yang kini sudah dibubarkan-itu tidak bisa bertindak seenaknya.
“Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari,” kata Dudung di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (20/11/2021).
Pernyataan Dudung tersebut menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk politisi. Politisi Partai Gerindra Fadli Zon misanya, menilai tak ada urusan seorang pangdam jaya memerintahkan pencopotan baliho yang dinilai bukan tupoksi TNI.
Sementara ada pula warga internet atau netizen yang memuji dan mendukung sikap keras Dudung terhadap FPI melalui akun media sosial mereka.
Memasuki tahun 2012, pamor Dudung mencuat lagi ketika kasus 11 orang debt collector yang menghadang seorang anggota Badan Pembina Desa (Babinsa) di kawasan Tol Kota Barat-Jakarta Utara ramai di media.
Merespons insiden tersebut, ia lantas berjanji akan menumpas aksi premanisme yang kerap dilakukan oknum debt collector. Dudung mengatakan tak boleh ada pihak manapun yang memanfaatkan premanisme dalam pekerjaannya.
“Rencananya kita akan tumpas, tidak ada kegiatan yang rugikan masyarakat tidak ada tindakan yang bisa memberi rasa cemas, rasa takut, kita ciptakan Jakarta ini harus tentram, damai,” kata dia, Senin (10/5/2021)
Sumber : CNNIndonesia