TANHANANEWS.COM, Jakarta — Negara bagian terpadat di Australia melaporkan peningkatan kasus COVID-19 baru pada hari Senin (26/7/2021) meskipun ada perintah tinggal di rumah selama berminggu-minggu,
Sementara polisi berjanji untuk menindak setiap pengulangan protes anti-lockdown liar pada akhir pekan.
New South Wales, yang memiliki lebih dari 5 juta orang di kota Sydney yang dikunci selama sebulan, melaporkan 145 kasus baru virus, dari 141 sehari sebelumnya, saat berjuang untuk menahan wabah varian Delta yang sangat menular.
Yang menjadi perhatian khusus, 51 dari mereka yang baru didiagnosis aktif di masyarakat sebelum dites positif, meningkatkan risiko penularan. Pihak berwenang mengatakan mereka ingin angka itu mendekati nol sebelum mencabut penguncian pandemi paling ketat di kota itu pada tanggal target 30 Juli mendatang.
“Beberapa pengaturan mungkin berubah. Kami mungkin perlu bekerja lebih keras di beberapa area dan melepaskan beberapa pengaturan di area lain,” kata perdana menteri negara bagian Gladys Berejiklian pada konferensi pers yang disiarkan televisi.
Dia menambahkan bahwa dia akan memberikan pembaruan tentang pembatasan pergerakan dalam beberapa hari ke depan.
Pada akhir pekan, ribuan orang berbaris dalam protes anti-lockdown yang berubah menjadi kekerasan di pusat kota Sydney, sebuah acara yang oleh kepala petugas kesehatan negara bagian Kerry Chant disebut “menyedihkan”.
Ketika foto dan video protes beredar di media sosial, termasuk satu foto seorang pria yang tampaknya meninju kepala kuda milik polisi, komisaris polisi negara bagian Mick Fuller mengatakan sekitar 10.000 orang telah menelepon hotline polisi untuk melaporkan orang-orang yang dicurigai melanggar perintah penguncian.
Panggilan ke polisi adalah “kecaman yang luar biasa oleh masyarakat, tidak hanya dalam hal rasa jijik mereka pada protes tetapi pada cara polisi diperlakukan”, kata Fuller.
Polisi mengetahui rencana protes berulang dan perilaku serupa “tidak akan ditoleransi lagi”, tambahnya.
Negara bagian Victoria, yang juga dikunci, melaporkan 11 kasus baru, meskipun semuanya dikarantina selama masa infeksi mereka. Pihak berwenang mengatakan mereka akan memutuskan pada hari berikutnya apakah akan mencabut pembatasan seperti yang diharapkan.
Sumber : Reuters