DIY Bentuk Satgas Isoman Tekan Angka Kematian

Ilustrasi. - ANTARA FOTO:Aji Styawan
Waktu Baca : 2 minutes

TANHANANEWS.COM, Jakarta — Kepala Satpol PP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Noviar Rahmad menyebut Pemerintah DIY segera membentuk satgas isolasi mandiri (isoman) yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota.

Satgas tersebut dibentuk melalui arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, menyikapi tingginya angka kematian pelaku isoman di DIY sebulan ini.

“Di Jogja (DIY) ini ada 121 puskesmas, nah nanti di tiap puskesmas dibentuk satgas untuk memantau isoman,” kata Noviar saat dihubungi, Senin (26/7/2021) malam.

Satgas ini terdiri dari dokter dan perawat yang bertugas memeriksa dan mendampingi pelaku isoman, mengacu pada daftar yang sudah dipersiapkan oleh kabupaten/kota di DIY lewat basis data pasien milik puskesmas.

Pemeriksaan dan pendampingan dilakukan oleh satgas dengan cara berkeliling dari rumah ke rumah di bawah koordinasi Danrem Pamungkas 072 bersama petugas puskesmas, Babinsa dan Babinkamtibnas.

“Hari ini mungkin baru dibentuk tupoksinya. Kebetulan yang punya tupoksi untuk membentuk itu dari Dinas Kesehatan. Satu (regu) satgas sepuluh personel,” kata Noviar.

Secara rinci, peran dari satgas khusus ini pertama adalah memantau apakah para pelaku isoman benar-benar menghabiskan masa karantina di kediamannya. Termasuk memastikan terpenuhi atau tidaknya persyaratan isoman itu sendiri.

“Karena kan sekarang disinyalir mereka itu tidak betul-betul isoman, tapi berkeliaran. Sehingga terjadi penularan,” imbuh Noviar.

“Kedua, isoman itu banyak yang enggak terpantau dan tidak tertolong. Banyak yang waktu masuk rumah sakit kondisinya, saturasi oksigen sudah di bawah 90,” lanjut Noviar.

Satgas khusus ini, kata Noviar, nantinya juga bertugas mendorong pasien bergejala sedang agar mau dievakuasi ke shelter yang memiliki pengawasan memadai ketimbang di rumah masing-masing.

Kata Noviar, masih banyak warga yang memilih isoman di rumah hanya karena merasa lebih nyaman, sementara kamar-kamar di shelter masih banyak yang kosong.

“Tidak menutup kemungkinan (pelaku isoman) ada yang tidak melapor ke puskesmas. Itu nanti juga ditelusuri satgas, membujuk mereka pindah ke shelteryang makanannya, obat, dokter, nakes sudah disiapkan. Kalau kondisi memburuk juga bisa langsung dilarikan ke rumah sakit,” katanya.

Hasil pendataan TRC BPBD DIY berdasarkan giat penanganan jenazah dan pemakaman pasien Covid-19, tercatat 417 pelaku isoman meninggal dunia sepanjang 20 Juni – 21 Juli 2021.

Ratusan pasien ini meninggal sebelum mendapat penanganan rumah sakit. Sebagian dilaporkan wafat di rumah masing-masing, sisanya saat dalam perjalanan menuju fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Tak sedikit pula dari mereka yang meninggal dikarenakan belum optimalnya pengawasan dari petugas puskesmas.

Sementara menilik dari Jogjaprov.go.id, hingga hari ini tercatat ada sebanyak 28.993 orang yang tinggal di rumah untuk isolasi mandiri.

Sumber : CNNIndonesia