TANHANANEWS.COM, Jakarta — Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa partainya sebenarnya ingin ikut mengusung pasangan Joko Widodo-Maruf Amin di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Namun faktor Amien Rais disebut jadi penghalang.
Saat itu, kata dia, Amien Rais yang menjabat Ketua Dewan Kehormatan PAN menggunakan hak veto dan mengarahkan dukungan PAN di Pilpres 2019 ke Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Kejadiannya hari itu dua hari sebelum PAN mengumumkan pencapresan Prabowo-Sandi, sebelum Pilpres. Saya bicara dengan Mas Hasto, Mas kita insya Allah akan bergabung dengan koalisi Mas Hasto. Tetapi, karena waktu itu kita di-veto, kemudian kita gabung dengan Prabowo-Sandi,” kata Eddy dalam diskusi yang digelar PARA Syndicate, Jumat (28/5/2021) dilansir CNNIndonesia.
Ia mengakui bahwa keputusan mengusung paslon di Pilpres memang berada di tangan Ketua Umum yang kala itu dijabat Zulkifli Hasan. Namun, katanya, pihaknya memilih untuk menghormati Amien Rais yang kala itu menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN.
“Meskipun Ketua Umum Zulkifli Hasan, tapi tentu kita mendengarkan tokoh sentral kita, tokoh sentral kita, tokoh senior kita. Nah saya sampaikan dalam pertemuan itu bahwa PAN tidak memiliki DNA oposisi,” ucap Eddy.
Di Pilpres 2019, paslon Jokowi-Ma’ruf diusung oleh enam parpol yaitu PDIP, NasDem, Golkar, PKB, dan PPP. Sementara paslon Prabowo-Sandi diusung oleh yaitu Gerindra, PAN, PKS, dan Demokrat. Paslon Jokowi-Ma’ruf akhirnya keluar sebagai pemenang setelah memperoleh 55,32 persen suara.
Amien sendiri saat ini telah meninggalkan PAN dan membentuk parpol baru yang diberi nama Partai Ummat. Langkah itu dilakukan Amien setelah calon yang dijagokannya untuk menjadi Ketua Umum PAN 2020-2025, Mulfachri Harahap, kalah di Kongres V pada Februari 2020 silam
Di Partai Ummat, Amien duduk sebagai Ketua Majelis Syuro kemudian menunjuk menantunya, Ridho Rahmadi sebagai Ketua Umum Partai Ummat.
Dalam kesempatan yang sama, Eddy mengaku berharap partainya bisa mengusung kader internal di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Menurutnya, langkah mengusung kader internal itu akan menjadi sebuah kebanggaan.
Sumber : CNNIndonesia