Ketum PSSI Erick Thohir Bertolak ke Doha Temui FIFA

Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kanan) didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan usai sarasehan bersama Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI se-Indonesia di Jakarta, Minggu (19/3/2023). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom/aa.
Waktu Baca : < 1 minute

JAKARTA, (Tanhananews) Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengaku telah mendapat instruksi dan perintah dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk segera menemui FIFA.

“Saya sudah mendapat instruksi dan perintah dari Pak Presiden Joko Widodo, untuk segera bertolak dan berdiplomasi mencari solusi sepak bola Indonesia,” kata Erick di sela pertandingan FIFA match day Indonesia melawan Burundi di Stadion Patriot Candrabagha, Bekasi, Selasa (28/3/2023) malam, dikutip dari ANTARA.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dijadwalkan bertolak menuju Doha, Qatar, Selasa malam untuk menemui FIFA guna mencari solusi kelanjutan Piala Dunia U-20 yang sedianya digelar di Indonesia, 20 Mei hingga 11 Juni.

“Mohon doa kepada kami semua yang ditugaskan untuk mendapatkan hasil terbaik, dan saya harapkan doa dari seluruh masyarakat Indonesia,” tambahnya.

Apa yang dilakukan Erick merupakan buntut dari penolakan kedatangan timnas Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20 oleh berbagai pihak.

Dampaknya FIFA membatalkan drawing peserta grup Piala Dunia U-20, yang rencananya berlangsung di Bali pada 31 Maret.

Erick menyatakan dirinya belum dapat membeberkan solusi-solusi yang akan disodorkan, karena masih menunggu pandangan FIFA.

“Karena ini eventnya FIFA, jadi tentu kita harus mengedepankan pandangan FIFA terlebih dahulu, dan seperti apa konsekuensinya. Di situlah baru kita mulai berdiskusi mencari ruang bagaimana penyelesaian terbaik,” papar Erick.

Perihal pemberitaan yang mengatakan bahwa Peru akan menggantikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, Erick menyatakan saat ini belum ada konfirmasi resmi dari para pemangku kepentingan.

Erick pun menyatakan opini media asing mengenai adanya negara-negara lain untuk menggantikan Indonesia merupakan hal yang wajar.

“Ya sah-sah saja ketika ada memang situasi yang menjadi pembicaraan publik dan media asing juga menangkap. Ya itu sah-sah saja karena itu kan tentu propertinya FIFA. Jadi ya FIFA yang akan menentukan dan yang paling penting tadi, konsekuensi yang harus diantisipasi,” pungkasnya.

ANTARA