TANHANANEWS.COM, Jakarta — Setelah sepekan mendapatkan pelatihan Srikandi Konservasi Energi di Bogor, 25-30 Oktober 2021, 28 peserta yang hadir dari berbagai industri dan gedung perkantoran telah siap menerapkan berbagai teori dan praktek lapangan di tempat kerja masing-masing sebagai bagian dari implementasi Energy Management System (EnMS).
Pelatihan yang diinisiasi oleh kerja sama Kementerian ESDM bersama dengan UNDP Indonesia dalam proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency (MTRE3) bertajuk Pelatihan Srikandi Energi, Gender Responsive Action ini setidaknya melahirkan 23 wanita sebagai Srikandi Konservasi Energi dan 5 orang pria lainnya yang turut dilatih menjadi calon Auditor maupun Manager Energi.
Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman menjelaskan bahwa pelatihan ini menjadi penting karena proses pengelolaan energi bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak serta peran serta para wanita sebagai Srikandi Konservasi Energi. Mengingat saat ini jumlah auditor dan manager tersertikasi sangat kecil.
“Sebanyak 1128 orang Auditor Energi saat ini, hanya 51 orang atau sekitar 4,5% saja yang merupakan Srikandi, sedangkan dari 1273 Manager Energi tersertifikasi, hanya 43 orang atau sebesar 3,4% saja yang berasal dari kalangan Srikandi,” papar Laode, saat seremoni penutupan yang digelar pada Sabtu (30/10/2021) dalam keterangan persnya.
Untuk itu, Laode menjabarkan, dalam pelatihan ini peserta dibekali dengan dua skills. Selain pengetahuan teknik mengenai konservasi energi, peserta juga dibekali soft skill dalam melakukan penghematan energi dilingkungan kerja berupa penataan mindset untuk membiasakan diri dalam kondisi konservasi sehingga dapat memanfaatkan energi yang lebih baik.
Disamping itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam menekan Emisi Gas Rumah Kaca, keberhasilan penerapan Smart Grid, dan mendukung kelancaran proses transisi energi.
“Perilaku hemat energi adalah perilaku yang sustainable untuk generasi selanjutnya,”, tukas Laode.
Melalui proses Assesement terhadap pengetahuan tiap peserta pelatihan maka ditetapkan 5 besar terbaik yang terdiri dari 2 orang terbaik untuk Manager Energi dan 3 orang terbaik untuk Auditor Energi.
Dua orang Manager Energi dan 2 orang Auditor Energi terbaik akan mendapatkan pembiayaan uji kompetensi menjadi Auditor dan Manager Energi Tersertifikasi yang dibiayai oleh UNDP Indonesia dan 1 orang Auditor Energi Terbaik yang akan dibiayai uji kompetensi oleh LSP HAKE
Dua orang terpilih mengikuti sertifikasi Manager Energi adalah:
1. Win Masiha, PT BCA dibiayai oleh UNDP MTRE3
2. Karina Pravitasari, PT Angkasa Pura 2 dibiayai oleh UNDP MTRE3
Sedangkan tiga orang terpilih yang akan mengikuti sertifikasi Auditor Energi adalah
1. Khoirun Naimah, ITERA dibiayai oleh UNDP MTRE3
2. Desi Kurniawati, B2TKE – BRIN dibiayai oleh UNDP MTRE3
3. Putri Anggraeni Asep Rosanti, Kementerian ESDM dibiayai oleh LSP HAKE
National Project Manager MTRE3, Boyke Lakaseru, mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang telah meluangkan waktu selama 6 hari dalam pelatihan ini
“Saya mendengarkan ada kesan yang baik ya, karna teman-teman merasa mendapatkan pengetahuan lebih baik, di sisi praktis maupun secara teori, ini adalah awal dan diharapkan akan terus bergulir menghasilkan Srikandi Konservasi Energi lainnya,” tutupnya.
KEMENTRIAN ESDM | EDITOR : EDDY PRASETYO