Warga Oksamol Papua Kecam dan Lawan OTK

Sebanyak 6 orang tak di kenal (OTK) menyerang Polsubsektor Oksamol, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua (Tangkapan Layar ANTARA)
Waktu Baca : < 1 minute

TANHANANEWS.COM, Jakarta — Aksi kelompok orang tak di kenal OTK di Papua sudah sangat meresahkan. Mereka tak hanya menyerang aparat TNI-Polri namun juga warga sipil. Warga Papua turut membantu upaya menghentikan aksi kelompok tersebut.

Seperti yang dilakukan warga Distrik Oksamol, Papua. Mereka mengecam kekejaman kelompok OTK yang telah melakukanpenyerangan terhadap Pos Polisi Oksamol dan menewaskan Briptu Mario Sanoy, Jumat (28/5/2021) lalu.

Mengutip dari ANTARA, Sebanyak 6 orang tak di kenal (OTK) menyerang Polsubsektor Oksamol, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Jumat (28/5/2021) dini hari. Aksi penyerangan tersebut menewaskan Kasubsektor Oksamol Briptu Mario Sanoy. Selain itu, 3 pucuk senjata api dibawa kabur oleh pelaku, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal menyampaikan aparat tengah berupaya mengirim tim gabungan guna melakukan pengejaran dan mengevakuasi jenasah ke Jayapura.

Ansel yang merupakan Danton Linmas Distrik Oksamol, menegaskan warga menyatakan penolakan OTK masuk ke wilayahnya, dan  juga mengancam melawan kelompok OTK menggunakan senjata tradisional bila memaksa masuk ke lingkungannya.

“Kami masyarakat distrik Oksamol marah atas kejadian tersebut, sehingga kami berkumpul lalu dengan menggunakan senjata tradisional, kami mengejar pelaku pembunuh yang masih berada tidak jauh dari kampung kami,” ujarnya.

“Kami sempat ditembaki oleh mereka namun kami tetap maju untuk mengejar mereka,” lanjut Ansel dalam keterangannya, Senin (31/5/2021).

“Saya yakin para pelaku adalah kelompok teroris wilayah Ngalum Kupel pimpinan Lamek Taplo. Mereka ini bukan masyarakat asli Oksamol melainkan mereka adalah masyarakat dari luar Oksamol yang masuk untuk mengacaukan kami di Distrik Oksamol,” ucapnya.

Bukan hanya itu, Ansel juga menyebutkan keberanian warga Distrik Oksamol pernah mereka tunjukkan saat menolak kehadiran organisasi Papua New Guinea (PNG). “Kami pernah perang suku dengan masyarakat negara tetangga kami yaitu PNG yang mana mereka mengklaim bahwa wilayah tempat tinggal kami adalah bagian dari negara PNG,” pungkas Ansel.(**)