TANHANANEWS.COM, Jakarta — Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Industri Pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID) mendapatkan tiga mandat penting dari pemerintah untuk memajukan dunia pertambangan Indonesia. Kedepan, MIND ID ingin menjadi pemain di kancah global dalam dunia pertambangan.
Direktur Layanan Strategis MIND ID Ogi Prastomiyono menjelaskan tiga mandat utama dari pemerintah ke MIND ID, pertama adalah mengelola cadangan mineral strategis dan batubara yang ada di Indonesia. Indonesia punya banyak cadangan mineral dan batubara yang masih berumur panjang.
“Tapi apakah kita mampu mengelola cadangan tersebut atau tidak? Itu yang harus dijawab dan dilakukan MIND ID kedepan,” ujar Ogi dalam keterangan persnya, Jumat (24/9/2021).
“Pemerintah ingin MIND ID agresif melakukan hilirisasi dari sumber daya mineral yang dimiliki, untuk meningkatkan nilai tambah bagi negara” ucap Ogi.
Ogi menjelaskan jika merujuk GDP, angka kontribusi galian hanya tujuh sampai delapan persen saja. Padahal, jika di dalam negeri kita bisa melakukan prosesing minimal barang setengah jadi atau sampai pada end user maka nilainya bisa naik empat sampai lima kali lipat. Untuk itu MIND ID diberikan mandat yang kedua yakni mendorong hilirisasi.
Mandat ketiga, dalam melakukan operasional harus bisa efisien dan efektif. Poin ketiga ini menjadi pilar penting dalam industri pertambangan agar hasil dari pengolahan yang dilakukan bisa memiliki nilai ekonomi yang bersaing di dunia internasional.
“Untuk bisa menjawab tiga mandat tersebut, perlu kapabilitas organisasi dan kompetensi individual yang cakap” katanya.
Ogi pun menjelaskan perlu upaya internal untuk bisa mempersiapkan individu yang terampil yang cakap menjawab tiga mandat tersebut.
“Sejak 2019 kami menyelenggarakan dua program pengembangan SDM. Senior Leader Development Program (SLDP) dan Emerging Leaders Development Program (ELDP),” jelas Ogi.
SLDP sendiri kata Ogi adalah mempersiapkan individu yang berada di posisi satu tingkat di bawah direksi di semua Anggota MIND ID agar menjadi pemimpin yang cakap. Ada banyak tenaga ahli di dalam MIND ID misalnya ahli dalam bidang smleter, ahli dalam bidang penjualan ataupun operasional pertambangan.
“Namun sebagai direksi, ahli dalam satu bidang saja tidak cukup. Untuk kelak bisa menjadi direksi di anak usaha ataupun cucu usaha MIND ID, individu harus terampil dalam menjalankan sebuah bisnis,” ujar Ogi.
Maka, MIND ID pun sejak 2019 lalu membuka kelas SLDP ini yang berdurasi selama sembilan bulan. Para individu yang masuk program SLDP ini akan mengikuti kelas dan sekaligus melakukan action learning project.
“Sebelum pandemi, peserta selama dua pekan ditempatkan ke perusahaan multinasional di luar negeri untuk belajar bagaimana menjalankan sebuah perusahaan besar,” ujar Ogi.
Ogi pun menceritakan SDM bertalenta ini tak jarang mulanya kurang percaya diri atas potensinya. Namun, setelah melalui program ini kepercayaan diri mereka meningkat karena wawasan dan pengalamannya bertambah setelah melakukan studi banding dan pengasahan talenta.
Program ini kata Ogi sudah berjalan dan sudah menghasilkan individu yang mumpuni untuk menjadi calon pemimpin masa depan MIND ID.
“Hasilnya cukup terbukti. Dari SLDP, ada yang sudah jadi direksi di ANTAM dan TIMAH. Beberapa lulusan program SLDP sekarang sedang menjalankan anak usaha dan cucu usaha di Grup MIND ID. Mereka wawasannya sudah lengkap. Aspek teknikal, manajerial dan juga soft skill” ujar Ogi.
Sedangkan program lainnya adalah Emerging Leader Development Program (ELDP). Program ini dikhususkan bagi individu yang berada di posisi dua tingkat di bawah direksi. Dalam satu periode, MIND ID memberikan kesempatan bagi 25 karyawan yang bisa ditingkatkan kemampuannya untuk menjadi direksi di masa depan.
“ELDP lebih banyak ditujukan kepada milenial. Tak hanya bagi mereka yang bekerja di kantor saja, tetapi juga para operator dan penanggung jawab di wilayah operasional pertambangan” ujar Ogi.
Program ELDP ini berdurasi selama satu tahun. Sembari melakukan pekerjaan sesuai job description mereka saat ini, peserta ELDP wajib mengikuti kelas secara online untuk program pengayaan kemampuan. Nantinya, setelah kelas peningkatan soft skill, peserta akan ditempatkan di perusahaan multinasional selama tiga bulan.
“Tidak hanya dikelas tapi ada action learning project. Para peserta ELDP, selama tiga bulan di perusahaan global akan belajar bagimana menjalankan perusahaan,” ujar Ogi.
Peserta yang berada di wilayah remote sekalipun memiliki kesempatan yang sama. Mereka wajib mengikuti kelas secara online dan belajar melalui model yang ada di dalam sebuah platform pengembangan SDM bernama EMS.
Ogi berharap melalui dua program internal development ini MIND ID kedepan punya talenta yang siap untuk membawa perusahaan lebih maju kedepannya. Tak hanya cakap dalam satu bidang namun individu yang mengikuti dua program akselerasi ini bisa menjadi talenta yang menguasai banyak bidang. Dua program ini akan terus dilaksanakan oleh MIND ID.
MIND ID | Editor : Eddy Prasetyo