TANHANANEWS.COM, Jakarta — Perusahaan pertahanan Thales dan Google bermitra untuk menawarkan layanan Cloud (komputasi awan) yang diverifikasi negara untuk penyimpanan beberapa data paling sensitif di Prancis, kata perusahaan itu pada Rabu (6/10/2021) dilansir dari REUTERS.
Pemerintah Prancis kemudian mengatakan bahwa layanan komputasi awan yang dikembangkan oleh Google dan Microsoft dapat digunakan untuk menyimpan data negara dan perusahaan paling sensitif di Prancis, asalkan layanan tersebut dilisensikan kepada perusahaan Prancis.
Dalam pernyataan bersama mereka, Thales dan Google Cloud mengatakan mereka akan membuat perusahaan yang berbasis di Prancis dan Thales akan menjadi pemegang saham mayoritas.
Perusahaan itu akan menyediakan seluruh rangkaian layanan Google Cloud tetapi jaringan dan servernya akan terpisah dari yang digunakan untuk klien Google biasa.
“Perusahaan akan menjalankan perangkat lunak Google pada infrastrukturnya… dengan lapisan keamanan untuk memastikan keamanan siber dan perlindungan data dari aturan ekstrateritorial,” kata Marc Darmon, kepala sistem komunikasi dan informasi aman di Thales.
Google dan Microsoft, bersama dengan pemimpin pasar Amazon.com Amazon Web Services, mendominasi penyimpanan cloud di seluruh dunia, memicu kekhawatiran di Eropa atas risiko pengawasan oleh Amerika Serikat setelah penerapan US CLOUD Act of 2018.
Kemitraan Thales-Google akan membutuhkan restu dari badan keamanan siber Prancis ANSSI untuk mendapatkan label “cloud tepercaya”.
Namun, ketuanya, Guillaume Poupard, telah menyambut baik proyek tersebut, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa proyek tersebut memenuhi kriteria yang diperlukan untuk sertifikasi.
Perusahaan harus dibuat pada paruh pertama tahun 2022 dan akan berjalan pada awal tahun 2023, kata kedua kelompok tersebut.
Ini akan bersaing dengan Bleu, sebuah perusahaan gabungan yang akan didirikan oleh perusahaan konsultan IT Capgemini dan grup telekomunikasi Orange dan yang bertujuan untuk menggunakan teknologi cloud Microsoft.
REUTERS