Kemendikbudristek Gandeng Swasta dalam Penguatan Kompetensi Guru

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril (tengah), dalam kunjungannya ke sekolah di Kampar, Riau, beberapa waktu lalu. (ANTARA:HO- Dokumentasi Pribadi)
Waktu Baca : < 1 minute

TANHANANEWS.COM, Jakarta — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggandeng swasta yakni Tanoto Foundation dalam upaya penguatan guru yang bertujuan meningkatkan kompetensi siswa di Tanah Air.

”Fokus pendidikan adalah murid, maka guru harus selalu melakukan inovasi dan menambah pengalaman untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi murid,” ujar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Dengan demikian guru harus bisa memahami karakteristik masing-masing anak didiknya.

“Karena setiap anak itu unik, maka guru harus terus belajar, mencari ide untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemukan di kelas,” terang dia.

Hal itu disampaikan Iwan dalam kegiatan Tanoto Foundation Gathering di Kampar, Riau, beberapa waktu lalu. Sejak 2021, Tanoto Foundation dipercaya menjadi mitra Kemendikbudristek untuk turut mendukung Program Organisasi Penggerak melalui jalur pendanaan mandiri, yang disebut Program PINTAR Penggerak. Program ini dijalankan di empat kabupaten, yakni Kampar (Riau), Muaro Jambi (Jambi), Tegal (Jawa Tengah), dan Kutai Barat (Kalimantan Timur).

Dewan Pembina Tanoto Foundation, Belinda Tanoto, mengatakan melalui program itu Tanoto Foundation memodelkan praktik baik untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam literasi, numerasi dan sains di 263 SD dan SMP.

Belinda mengungkapkan, peningkatan kualitas tenaga pendidik atau guru merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia.

“Berdasarkan evaluasi dampak terhadap program PINTAR, pencapaian siswa di sekolah mitra cenderung stabil, meskipun dua tahun tidak bertatap muka. Hal ini sangat dimungkinkan terjadi karena para guru menerapkan cara-cara baru atau melakukan inovasi dalam pembelajaran untuk mencegah learning loss selama pandemi,” kata Belinda lagi.

Akademisi dan praktisi pendidikan Prof Anita Lie, mengatakan nilai-nilai dari Ki Hadjar Dewantara merupakan sumber inspirasi dari konsep Merdeka Belajar.

“Merdeka Belajar ini bukan hanya sebuah program, tapi sebuah gerakan yang akan menjadi fondasi pendidikan di Indonesia,” terang Anita. 

ANTARA