JAKARTA, TANHANANEWS.COM –– Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi tujuh industri elektronika dan telematika atau Information and Communication Technology (ICT) dalam negeri untuk ikut serta pada pameran ternama Communic Asia 2023 di Singapura.
Pameran Communic Asia 2023 merupakan ajang teknologi info-komunikasi yang termapan dan relevan di Asia. Para peserta pameran dari seluruh dunia akan menampilkan teknologi terbaru dalam bidang 5G, broadband, FTTx, layanan terkoneksi, dan komunikasi satelit.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier melalui keterangannya di Jakarta, pada Minggu, 11 Juni 2023 mengatakan sebanyak tujuh perusahaan ICT Indonesia mendapatkan fasilitasi untuk mempromosikan produk-produk ICT unggulan pada Communic Asia 2023.
Ketujuh perusahaan ICT Indonesia itu meliputi PT. Nocola IOT Solution, PT. Dwi Tunggal Putra, PT. Solusi Hijau Indonesia, PT. Dimata Sora Jayate, PT. Integrasia Utama, PT. Bahawan Integrasi Nusantara, dan PT. Qwords Company International.
“Partisipasi pada pameran Communic Asia selain berfokus untuk memperkenalkan produk, jasa dan teknologi industri nasional di pasar internasional, juga memperkuat jaringan bisnis global dan membuka peluang bisnis, investasi dan kerjasama,” paparnya.
PT. Dwi Tunggal Putra, salah satu penyedia layanan telekomunikasi nasional dan telah bekerjasama dengan Oneweb yang merupakan perusahaan pengelola layanan satelit terkemuka di dunia.
Perusahaan ini telah memberikan layanan di wilayah ASEAN dan Australia, dan akan terus mendorong perluasan pangsa pasarnya di luar negeri.
Menurut Taufiek, keikutsertaan industri nasional pada Communic Asia 2023 merupakan langkah nyatadari implementasi program yang digagas oleh Kemenperin untuk mendukung salah satu target pada RPJMN 2020-2024 sesuai Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020, yaitu kontribusi ekspor produk industri berteknologi tinggi yang ditargetkan mencapai 13% pada tahun 2024.
“Strategi peningkatan ekspor barang dan jasa sektor industri manufaktur akan didukung oleh revitalisasi industri pengolahan yang mendorong diversifikasi produk ekspor non-komoditas, terutama produk manufaktur berteknologi tinggi,” imbuhnya.
Untuk itu, diperlukan langkah-langkah inovatif dalam peningkatan ekspor,seperti pembenahan sisi nilai tambah dengan menggeser komoditas prioritas ekspor dari tingkat processing atau co-manufacturing product ke arah high technology product, dengan mengoptimalkan produk ICT yang merupakan produk dengan high-technology dengan intensitas R&D yang tinggi.
Pada pameran Communic Asia 2023 juga ditampilkan kemampuan industri nasional dalam bidang penyediaan produk IoT dan database atau data center yang terintegrasi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Kedua teknologi ini merupakan aspek penting dalam proses digitalisasi dan semakin tinggi kebutuhannya baik di dalam maupun luar negeri. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki akses marketplace terbesar di Asia Tenggara, dan akan membutuhkan dukungan dari teknologi tersebut.
KEMENPERIN | EDITOR: EDDY PRASETYO