Taliban Bantah Wakil Perdana Menteri Mullah Baradar Tewas

Mullah Abdul Ghani Baradar, wakil pemimpin dan perunding Taliban, dan anggota delegasi lainnya menghadiri konferensi perdamaian Afghanistan di Moskow, Rusia 18 Maret 2021. Alexander Zemlanichenko/Pool via REUTERS
Waktu Baca : < 1 minute

TANHANANEWS.COM, Jakarta — Taliban membantah bahwa salah satu pemimpin utama mereka tewas dalam baku tembak dengan saingannya, menyusul desas-desus tentang perpecahan internal dalam gerakan itu hampir sebulan setelah kemenangan kilatnya atas pemerintah dukungan Barat di Kabul.

Sulail Shaheen, juru bicara Taliban, mengatakan Mullah Abdul Ghani Baradar, mantan kepala kantor politik Taliban yang ditunjuk sebagai wakil perdana menteri pekan lalu, mengeluarkan pesan suara yang menolak klaim bahwa dia telah terbunuh atau terluka dalam bentrokan.

“Dia mengatakan itu bohong dan sama sekali tidak berdasar,” kata Shaheen dalam sebuah pesan di Twitter, melansir dari Reuters, Selasa (14/9/2021).

Taliban juga merilis rekaman video yang konon menunjukkan Baradar pada pertemuan di kota selatan Kandahar. Reuters tidak dapat segera memverifikasi rekaman tersebut.

Penyangkalan itu menyusul rumor berhari-hari bahwa para pendukung Baradar telah bentrok dengan pendukung Sirajuddin Haqqani, kepala jaringan Haqqani yang berbasis di dekat perbatasan dengan Pakistan dan dipersalahkan atas beberapa serangan bunuh diri terburuk dalam perang tersebut.

Desas-desus tersebut mengikuti spekulasi tentang kemungkinan persaingan antara komandan militer seperti Haqqani dan para pemimpin dari kantor politik di Doha seperti Baradar, yang memimpin upaya diplomatik untuk mencapai penyelesaian dengan Amerika Serikat.

Taliban telah berulang kali membantah spekulasi tentang perpecahan internal.

Baradar, yang pernah dianggap sebagai kepala pemerintahan Taliban, tidak terlihat di depan umum selama beberapa waktu dan bukan bagian dari delegasi menteri yang bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani di Kabul pada hari Minggu.

Pemimpin tertinggi gerakan itu, Mullah Haibatullah Akhundzada, juga tidak terlihat di depan umum sejak Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus, meskipun dia mengeluarkan pernyataan publik ketika pemerintahan baru dibentuk pekan lalu.

Spekulasi mengenai para pemimpin Taliban telah didorong oleh keadaan seputar kematian pendiri gerakan tersebut, Mullah Omar, yang baru diumumkan pada tahun 2015 dua tahun setelah itu terjadi, memicu tuduhan pahit di antara para pemimpin.

REUTERS