TANHANANEWS.COM, Bandar Lampung — Pertamina Integrated Terminal Panjang bersama dengan GERKATIN (Gerakan Tuna Rungu Indonesia) meresmikan pembukaan steam motor disabilitas “Isyarat Hati” di Bandar Lampung, Jumat 20 Agustus 2021 yang lalu.
Program steam motor disabilitas ini merupakan pilot project program CSR Pertamina Integrated Terminal Panjang dalam pemberdayaan penyandang disabilitas terutama para penyandang tuna rungu.
Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial Dinsos Provinsi Lampung Dra. Ratna Fitriani, Lurah Tanjung Gading Kecamatan Kedamaian Kota Bandar Lampung Rosbandi, dan Ketua GERKATIN Susanti yang didampingi beberapa pengurus inti GERKATIN. Sementara dari pihak Pertamina Integrated Terminal Panjang diwakili oleh Supervisor HSSE yaitu Adi Mukhlosin.
Dalam sambutannya, Dra. Ratna Fitriani menyatakan harapannya agar apa yang telah dilakukan oleh Pertamina Integrated Terminal Panjang ini bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi perusahaan-perusahaan lain untuk membantu penyandang disabilitas menjadi lebih berdaya.
“Hal ini sesuai dengan program pemerintah dalam upaya pemberdayaan disabilitas serta sejalan dengan arahan Gubernur Provinsi Lampung, Arinal Djunaidi untuk lebih memperhatikan kesetaraan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas di berbagai bidang,” ujar Ratna.
Sementara itu, Lurah Tanjung Gading, Rosbandi juga sangat mengapresiasi inisiatif dari Pertamina Integrated Terminal Panjang untuk memberdayakan para penyandang disabilitas.”Kami berharap agar hal ini dapat berkembang ke daerah-daerah lain di Bandar Lampung,” tutup Rosbandi.
Unit Manager Communication, Relation & CSR Pemasaran Regional Sumbagsel, Umar Ibnu Hasan menyatakan, pembukaan steam motor disabilitas oleh Pertamina Integrated Terminal Panjang ini menjadi bukti nyata dukungan perusahaan dalam upaya pemberdayaan disabilitas.
Menurut Umar ini merupakan perwujudan nyata dari SDGs poin 10, mengurangi ketimpangan tujuan No. 2 (Pada tahun 2030) yaitu memberdayakan dan mendorong penyertaan sosial, ekonomi dan politik bagi semua, tanpa melihat usia, jenis kelamin, disabilitas, bangsa, suku, asal, kelompok etnis, agama atau ekonomi atau status lainnya.
”Semoga apa yang Pertamina lakukan ini dapat berjalan dengan lancar dan mendapat hasil sesuai dengan yang diharapkan,” tutup Umar.
Pada tahun pertama, program berfokus pada pengelolaan steam motor, dimana setelah diberi pelatihan tentang seluk beluk steam motor dan fasilitas pendukung steam, para penyandang tuna rungu ini menjalankan steam motor tersebut secara mandiri. Tahun selanjutnya, pada program ini, steam motor rencananya akan dilengkapi dengan pojok kopi atau coffee corner.
PERTAMINA
Editor : Eddy Prasetyo