TANHANANEWS.COM, Jakarta — Pihak berwenang pemerintah Singapura yang terdiri dari Otoritas Gedung dan Konstruksi, Badan Lingkungan Hidup Nasional dan Kementrian Kesehatan telah menerbitkan arahan terbaru dengan meningkatkan ventilasi gedung dan kualitas udara bagi menekan penyebaran Covid-19 di negara tersebut. Pihak berwenang mencatat bahwa Covid-19 dapat disebarkan oleh aerosol di lingkungan tertutup dan berventilasi buruk.
Arahan baru dikeluarkan ketika di Singapura terjadi peningkatan kasus Covid-19 di masyarakat, dengan 21 kasus secara lokal dilaporkan pada Selasa (25/5/2021)
“Jika kantor Anda tidak memiliki sistem ventilasi mekanis untuk menyediakan udara segar, sekarang Anda harus membuka semua jendela dan pintu sesering mungkin dan AC dikurangi atau dimatikan,” bunyi arahan tersebut seperti dilansir StraitsTimes
“Oleh karena itu, sangat penting untuk mengurangi risiko dengan meningkatkan ventilasi dan kualitas udara di lingkungan dalam ruangan,” kata mereka.
Pedoman tersebut menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemilik gedung dan manajer fasilitas [manajer teknis] dalam tiga pengaturan yang berbeda.
Untuk ruang ber-AC dengan ventilasi mekanis – seperti blok kantor dan pusat perbelanjaan – penanggung jawab harus memastikan bahwa sistem ventilasi berfungsi dengan baik dan memaksimalkan masuknya udara dari luar.
Udara harus dibersihkan minimal satu kali dalam sekali sehari sebelum bangunan ditempati dan sirkulasi udara dalam ruangan dikurangi.
Kipas hisap ( exhaust fan) harus bekerja maksimal di area seperti toilet, untuk mengeluarkan udara dalam ruangan.
Ruang tanpa ventilasi mekanis – seperti toko eceran – harus membuka pintu dan jendela mereka sesering mungkin dan pengelola harus mempertimbangkan untuk memasang kipas angin yang dipasang di jendela.
Di ruang tertutup, di mana risiko penularan penyakit tinggi, pembersih udara portabel dengan filter efisiensi tinggi dapat dipertimbangkan sebagai tindakan sementara. Ini termasuk tempat seperti klinik gigi atau tempat di mana pasien Covid-19 mungkin hadir.
Terakhir, pengelola tempat berventilasi alami seperti kedai kopi dan asrama harus selalu membuka jendela dan pintu, dengan kipas yang menghadap ke luar dipasang untuk meningkatkan pertukaran udara.
Mereka harus memeriksa sistem lain – termasuk segel air di sistem sanitasi – untuk memastikan tidak ada kebocoran udara yang tidak diinginkan ke ruang yang ditempati.
“Langkah-langkah ini seharusnya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipsahkan,” kata pihak berwenang.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan tahun lalu oleh Agency for Science, Technology and Research, Bus dan kereta umum memiliki ventilasi yang baik,
Studi tersebut menemukan bahwa udara di kereta selalu bertukar setiap enam menit melalui sistem ventilasi, dan juga ketika pintu dibuka dan ditutup di setiap stasiun. Di bus, udara segar masuk saat pintu dibuka dan ditutup.
“Sistem ventilasi, dikombinasikan dengan pembersihan yang ditingkatkan dan rutin dilakukan desinfeksi, serta masyarakat pemakai jasa transportasi yang selalu menerapkan disiplin ketat, memakai masker dengan cara yang baik dan benar dan tidak berbicara saat perjalanan dapat meminimalisir penumpang terpapar virus,” kata pihak berwenang.
Sumber : StraitsTimes
Editor : Eddy Prasetyo