Kedubes AS Peringatkan Warga AS Untuk Jauhi Bandara Kabul

Pesawat milik militer AS sedang melakukan evakuasi di Afghanistan. (Foto- AFP:US Air Force via VOA)
Waktu Baca : 2 minutes

TANHANANEWS.COM, Jakarta — Sehari setelah peristiwa bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 170 warga Afghanistan dan 13 tentara Amerika di luar bandara Kabul, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) menyerukan kepada seluruh warganya untuk menjauhi bandara Kabul karena ancaman keamanan.

Jika berada di dekat salah satu dari empat pintu gerbang bandara itu, mereka diminta untuk segera pergi. Demikian petikan pernyataan yang dipasang Departemen Luar Negeri Amerika, Jumat (27/82021), di situsnya.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan Amerika percaya ada ancaman “yang spesifik dan kredibel” terhadap bandara; dan bahwa “kami tentu siap dan memperkirakan akan ada upaya (teror.red) di masa depan.” 

Ancaman keamanan telah membuat upaya evakuasi warga Amerika dan warga Afghanistan menjadi lebih sulit.

“Tampaknya tidak ada upaya bersama untuk mengeluarkan SIV (Special Immigrant Visa.red) saat ini,” ujar seorang pejabat Departemen Luar Negeri dari bandara di Kabul, mengutip dari VOA Sabtu (28/8/2021).

Namun Departemen Luar Negeri masih berupaya keras mengevakuasi staf kedutaan, warga negara Amerika dan penduduk tetap Amerika. 

Departemen Pertahanan Amerika, Jumat (27/8/2021), mengatakan serangan di luar bandara Kabul itu dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri, bukan dua sebagaimana yang diyakini sebelumnya.

“Tidak mengherankan jika kekacauan peristiwa yang sangat dinamis seperti ini kadang-kadang menyebabkan adanya kesalahan informasi atau kekacauan,” ujar Jendral Angkatan Darat Hank Taylor dalam konferensi pers di Pentagon.

Ditambahkannya, “kami tidak percaya ada ledakan kedua di atau dekat Hotel Baron. Ini adalah satu pembom bunuh diri,” ujarnya. Meskipun demikian New York Times melaporkan banyak saksi mata mengatakan mendengar dua ledakan.

The New York TimesAssociated Press dan kantor berita Afghanistan Pajhwokmelaporkan 170 warga Afghanistan dan 13 tentara Amerika tewas dalam serangan itu. Di antara tentara Amerika yang tewas terdapat 11 marinir, di mana salah seorang diantaranya baru pertama kali ditempatkan di Afghanistan, satu orang kelasi, dan satu orang personil Angkatan Darat.

Tiba di Jerman

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan dua warga Inggris dan anak salah seorang dari mereka juga tewas. 

Juru bicara US Central Command Kapten Bill Urban mengatakan 18 tentara Amerika yang luka-luka telah dievakuasi dari Afghanistan dengan pesawat C17 yang secara khusus dilengkapi unit bedah. Ditambahkannya, dua pesawat yang membawa tentara yang luka-luka itu telah tiba di Jerman pada Jumat (27/8/2021) dan dibawa ke Landstuhl Regional Medical Center untuk menjalani perawatan.

Sekitar 109.000 telah dievakuasi dari Afghanistan dengan beragam penerbangan sejak 14 Agustus, sehari sebelum Taliban memasuki Kabul.

VOA INDONESIA