JAKARTA, (ANTARA) — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI memperluas kerja sama pencegahan terorisme dengan menggandeng Pimpinan Pusat Pemuda Panca Marga (PP PPM) dan Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Nasional (Abpednas).
“Nota kesepahaman ini berkaitan dengan program pencegahan seperti kontra radikalisasi, kesiapsiagaan nasional hingga deradikalisasi,” kata Kepala BNPT Komjen Polisi Boy Rafli Amar di Jakarta, Jumat (24/2/2023), dikutip dari ANTARA.
Komjen Polisi Boy Rafli Amar mengatakan program pencegahan yang digagas bersama Abpednas dan Pemuda Panca Marga tersebut bertujuan untuk memperluas dan menguatkan setiap elemen masyarakat dalam memperkuat wawasan kebangsaan.
Penguatan tersebut terutama dalam hal empat konsensus nasional dalam berbangsa dan bernegara. Kemudian termasuk pula penguatan nilai-nilai Pancasila, moderasi beragama dan penguatan akar budaya bangsa serta pembangunan kesejahteraan.
Eks Kapolda Papua dan Banten tersebut menyakini dengan penguatan poin-poin tersebut maka diharapkan dapat semakin memperkokoh ketahanan masyarakat terutama dalam mencegah penyebaran paham radikal atau ideologi terorisme.
“Ideologi terorisme ini tidak sejalan dengan sistem nilai kehidupan berbangsa bernegara yang dimiliki masyarakat Indonesia,” kata lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 tersebut.
Boy menyakini melalui kerja sama yang pada prinsipnya mengusung konsep pentahelix, maka diseminasi penguatan nilai-nilai tersebut bisa disebarluaskan.
Sebagai contoh, keberadaan anggota Pemuda Panca Marga yang tersebar di kabupaten/kota hingga kecamatan di Tanah Air, akan membantu pemerintah mencegah paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD NRI 1945.
Demikian juga dengan keberadaan Abpednas yang tersebar di 80 ribu lebih desa di Indonesia maka bisa menjadi bagian terdepan dalam mencegah penyebaran paham radikal dan terorisme.
Artinya, apabila dua instansi itu dilibatkan diyakini tidak ada lagi ruang gerak bagi pihak-pihak yang ingin menyuarakan intoleransi, radikalisme dan terorisme.
“Ini membangun sebuah sistem nilai, merawat dan menjaga agar sistem nilai yang diusung jaringan terorisme tidak laku di tengah masyarakat,” kata Boy menegaskan.
Eks Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri tersebut mengatakan baik Abpednas maupun Pemuda Panca Marga diharapkan pula dapat melakukan deteksi dini apabila adanya dugaan penyebaran paham radikal, intoleransi dan terorisme.
Di samping diseminasi dan sosialisasi, kerja sama tersebut juga bertujuan membangun karakter bangsa yang berkepribadian Indonesia. Hal itu secara tidak langsung akan berdampak pada kepekaan terhadap misi yang diusung.
“Jadi, apabila nanti ada melihat orang yang mengarah pada intoleransi dan menggunakan narasi agama, maka dipastikan ingin membuat kekacauan dan harus dicegah,” ujarnya.
Secara terpisah Tanhananews menyampaikan pertanyaan kepada Ketua Umum PPM Berto Izaak Doko terkait nota kesepahaman dengan BNPT RI, Berto mengucapkan terima kasih kepada BNPT yang telah memberikan kesempatan kepada PPM untuk bekerjasama.
“Kerjasama ini dalam rangka Pemuda Panca Marga dapat turut berperan serta membentengi generasi muda bangsa Indonesia terhadap pengaruh-pengaruh paham terorisme, radikalisme, intoleranisme serta paham lain yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,” kata Berto usai penandatangan MOU dengan BNPT RI.
Ia juga menyampaikan bahwa PPM yang merupakan wadah berhimpun putra-putri penerus veteran pejuang kemerdekaan RI mendapatkan amanat untuk secara terus menerus mensosialisasikan serta mengimplementasikan warisan LVRI yaitu Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai Juang 1945 (JSN’45).
“Warisan Ayahanda LVRI yaitu JSN’45 sangat relevan dengan tugas pokok dari BNPT RI,” kata cucu pahlawan nasional asal NTT Izaak Huru Doko.
SUMBER : ANTARA | EDITOR : EDDY PRASETYO