TANHANANEWS.COM, Jakarta — Beberapa wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timun (NTT) dalam pekan ini dilanda bencana banjir bandang, longsor dan banjir rob. Bencana yang terjadi sejak Minggu (4/4/2021) dini hari akibat cuaca ekstrem yang dipicu oleh dua bibit siklon tropis.
Hal initelah terdeteksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) keberadaan siklon tropis 99 S yang mulai terbentuk di sekitar Laut Sawu, NTT sejak 2 April lalu, sebagaimana dilansir CNNIndonesia.com.
Kabupaten Flores Timur
Wilayah pertama yang terkena imbas adalah Kabupaten Flores Timur. Wilayah ini diterjang banjir bandang pada Minggu (4/4) dini hari.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada delapan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak akibat banjir bandang. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng).
Kemudian, Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Kecamatan Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Kecamatan Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Kecamatan Adonara Barat).
Data hari ini, Senin (5/4) pukul 08.00 WITA, Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli menyebut 62 orang warganya meninggal dunia dan empat orang hilang akibat banjir bandang di wilayah tersebut.
“Total desa Nelemadike kecamatan Ile Boleng 56 orang, Adonara Timur 6 orang,” kata Agustinus saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat.
Bencana itu juga menyebabkan kerugian materil dan meluluh lantakkan bangunan milik warga. BNPB mencatat 17 unit rumah hanyut dan 60 unit terendam lumpur, dan jembatan putus 5.
Agustinus mengatakan sampai saat ini sejumlah wilayah masih diguyur hujan dan petir. Genangan air dan lumpur juga masih menyelimuti wilayah-wilayah tersebut.
Kabupaten Sumba Timur
Selain, di Kabupaten Flores Timur, banjir juga menyusul di Kabupaten Sumba Timur, Minggu (4/4) pukul 10.00 WITA.
Banjir terjadi di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu. Akibatnya, sebanyak 54 KK atau 165 jiwa harus mengungsi mengungsi.
Kota Kupang
Masih di hari yang sama, Kota Kupang didatangi bencana angin kencang, longsor, banjir rob dan gelombang pasang, Minggu (4/4) pukul 19.00 WIB. Akibatnya, sebanyak 743 KK atau 2.190 warga terdampak.
Selain itu, 10 rumah warga mengalami rusak sedang dan 15 titik akses jalan tertutup pohon tumbang. Listrik padam dan internet mati. Kota Kupang nyaris lumpuh.
Kabupaten Lembata
Selang berapa jam, Kabupaten Lembata juga dihadang banjir bandang. Banjir mulai naik pukul 19.00 WITA.
Beberapa lokasi terdampak yaitu Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur yang termasuk di dalamnya Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakala, Jontona, Lamawolo dan Waimatan.
Akibat banjir bandang tersebut, akses jalan menuju desa-desa terdampak bencana, aliran listrik dan jaringan internet di sejumlah tempat hingga saat ini putus dan mati total.
“Aliran listrik sampai malam ini putus total dan dua desa dalam gelap gulita. Jaringan internet putus total. Jaringan jalan baik ke timur maupun utara putus total,” kata Thomas saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, Senin (5/4).
Kabupaten Malaka Tengah dan Ngada
Selain banjir, Angin kencang juga terjadi di beberapa wilayah NTT, yaitu di Kabupaten Malaka Tengah dan Kabupaten Ngada.
BNPB mencatat, imbas dari angin kencang tersebut, 6 KK terdampak dan 1 luka berat.
Selain itu, kerugian berupa materiil yaitu rumah rusak sedang 2 unit dan rusak berat 4 unit, gedung pengadilan rusak sedang 1 unit, kapal tenggelam 1 unit dan 6 titik ruas jalan tertutup pohon tumbang.
Sampai Senin (5/4) hari ini pukul 11.45 WITA nyaris lumpuh karena banyak pohon tumbang menutupi sejumlah ruas jalan akibat melanda wilayah tersebut sejak Minggu (4/4).
BNPB menyebut jumlah korban yang diakibatkan bencana-bencana itu masih terus berubah sebab masih dilakukan evaluasi.
Merespons bencana-bencana itu, Kepala BNPB, Doni Monardo terbang ke lokasi banjir bandang pada Senin (5/4) pukul 05.00 pagi tadi. Doni dan rombongannya akan melakukan peninjauan ke beberapa daerah yang terdampak banjir dan cuaca ekstrem.
(Redaksi)