Terkait Bencara Banjir dan Longsor Flores Timur, Ketum PPM Sampaikan Duka Mendalam

Sejumlah rumah tertutup lumpur pascabanjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021). Berdasarkan data BPBD Kabupaten Flores Timur sebanyak 23 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada minggu dini hari. - Antara/Dok BPBD Flores Timur.
Waktu Baca : 2 minutes

TANHANANEWS.COM, Jakarta – Menyikapi bencana banjir dan longsong di wilayah Kabupaten Flores Timur, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Panca Marga (PP PPM), Berto Izaak Doko menyampaikan rasa duka dan keprihatinan mendalam.

“Mencermati perkembangan jumlah korban bencana banjir dan longsor  di Flores Timur, saya sampaikan rasa duka dan keprihatinan mendalam,” ujar Berto

Lebih lanjut Ketum PPM katakan sedang melakukan koordinasi dengan pihak terkait menyangkut bentuk bantuan yang dapat dilakukan oleh PPM.

“Kita sedang berkoordinasi terkait bentuk bantuan yang dapat kita lakukan, yang pasti sambil menunggu, saya mohon doa semua pihak khususnya keluarga besar PPM, agar bencana dapat segera ditanggulangi dan korban jiwa tidak bertambah lagi,” pinta Ketum PPM.

Sebagaimana dilansir berbagai media, telah terjadi peristiwa bencana banjir bandang disusul longsor di wilayah Flores Timur Minggu (4/4/2021) dini hari pukul 01.00 waktu setempat.

Mengutip dari kabar24.bisnis.com, jumlah korban tanah longsor di Desa Nele Lamadiken, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada Minggu, yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia bertambah menjadi 54 orang. 

“Jumlah korban longsor yang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa hingga Minggu sore, ada 54 orang dari sebelumnya 20 orang, sementara ini upaya pencarian masih terus berlangsung di lapangan,” kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli ketika dikonfirmasi Antara dari Kupang, Minggu (4/4/2021) malam. 

Tanah longsor di Desa Nele Lamadiken, Kecamatan Ile Boleng terjadi pada Minggu, sekitar pukul 01.00 Wita, ketika daerah setempat diguyur hujan lebat serta angin kencang yang berlangsung cukup lama.

Ia mengatakan kondisi cuaca ekstrem tersebut mengakibatkan banjir dan tanah longsor yang membawa serta kayu dan batu besar hingga menghantam pemukiman warga desa itu. 

Selain menelan korban jiwa, puluhan rumah di Desa Nele Lamadiken beserta berbagai barang berharga milik warga setempat juga ludes diterjang longsor. Ia mengatakan saat ini upaya pencarian korban masih terus berlangsung di lapangan oleh petugas dengan dukungan berbagai elemen masyarakat setempat.

“Ada korban meninggal juga yang ditemukan di Desa Nobo yang berada di area bawah Desa Nele Lamadiken karena terseret banjir,” katanya. 

(Redaksi)