Dirjen Kebudayaan Kaji Ulang Semua Buku Sejarah Modern

KH. Hasyim Asy'ari - Istimewa
Waktu Baca : 2 minutes

TANHANANEWS.COM, Jakarta — Tidak dimuatnya Pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Pahlawan Nasional KH. Hasyim Asy’ari dalam kamus sejarah Indonesia buatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), menjadikan tanda tanya dan reaksi berbagai pihak. Masalahnya muncul saat draft tersebut sempat diunggah di website rumah belajar.

Mengutip dari akun Twitter Anggota DPR RI @fadlizon “Harus segera dibuat investigasi, kenapa tokoh penting KH Hasyim Asy’ari pencetus Resolusi Jihad bisa hilang, sementara yang komunis bisa ada,” kicau politisi Gerindra (20/4/2021)

Ini masalah serius. Ada yang hendak membelokkan sejarah,” lanjutnya.

Menurut Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, pengerjaan naskahnya belum selesai, namun masa anggaran sudah habis, maka pekerjaan yang belum selesai harus dilaporkan, sebagaimana dilansir kabar24bisnis.com.

Sebagai langkah korektif, Dirjen Kebudayaan sudah menurunkan naskah itu dari website. Tak hanya itu, semua buku sejarah modern pun akan dikaji lagi.

“Kita sudah tarik dari website rumah belajar, semua buku sejarah modern juga akan kita review, kita tidak mau ada problem lagi,” ujar Hilmar saat konferensi pers secara daring, Selasa (20/4/2021). 

Hilman menjelaskan buku tersebut mulai disusun pada 2017, isinya berupa entry atau lema. “Pekerjaan belum selesai, karena masa tahun anggaran sudah berakhir, harus dilaporkan sampai dimana, pdf, file, soft copy, untuk penyelesaian dan penyuntingan, cover dan kolofon menyusul, sampai 2019,” ujar Hilmar. 

Terkait munculnya isi naskah draft Kamus Sejarah itu di website, Hilmar dengan terbuka menyatakan telah terjadi kelpaan, keteledoran. “Naskah yang belum siap, sudah dimuat di website,” ujarnya. 

Hilmar pun terus terang menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan yang semestinya tidak terjadi tersebut. “Kami menyampaikan permohonan maaf yang sangat, ke depan akan lebih melibatkan banyak pihak, sehingga lebih awas, untuk meminimalisir kesalahan,” ujar Hilmar. 

Dalam sesi tanya jawab, Hilmar menyebutkan terkait naskah Kamus Sejarah Indonesia itu akan dilakukan penyempurnaan. Juga akan melibatkan organisasi besar seperti Muhammadiyah dan PBNU. 

“Tim akan dibentuk, Prof Susanto semoga masih berkenan terlibat karena mengawal sejak awal, juga akan melibatkan temam-teman dari organiasi besar, untuk memastikan tidak ada kesalah. Niatnya untuk memperbaiki kesalahan, berharap diselesaikan penyempurnaannya, dari PBNU terlibat langsung, dan semua kesalahan sekecil apa pun bisa dikoreksi,” ujar Hilmar

(Redaksi)