Penulis : Zulfikar Fuad
Polemik Vaksin Nusantara yang memuncak dan memanas dengan aksi dukung-mendukung antara pihak pro dan kontra berujung happy ending setelah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa turun tangan, meredam suasana yang berpotensi memicu konflik antar lembaga negara dan antar tokoh bangsa dengan pendekatan smart, cirikhas perwira cerdik cendikia dan insan intelijen Pancasila.
Lewat operasi senyap yang cepat dan tepat (velox et exactus) dan berakhir dengan penandatanganan nota kesepahaman antara TNI AD, Kementerian Kesehatan dan BPOM, Jenderal Andika Perkasa menyelamatkan Vaksi Nusantara, mahakarya hasil penemuan putera terbaik bangsa, dari bully-an dan serangan para pihak yang takut kehilangan pundi-pundi kekayaan dengan berdagang vaksin impor.
Sesuai harapan dan keinginan Presiden Jokowi, menyusul langkah strategis Jenderal Andika Perkasa, akhirnya perang opini tentang Vaksin Nusantara mereda, dan semua pihak tersentuh rasa cintanya kepada Tanah Air dengan mendukung langkah penelitian mendalam terhadap Vaksin Nusantara untuk digunakan melindungi dan menangkal bangsa Indonesia dari ancaman hilangnya nyawa akibat keganasan serangan Covid-19.
Jenderal Andika Perkasa, perwira cerdas dan intelijen sejati yang sedikit bicara dan mengutamakan hasil akhir dari setiap keputusan dan tindakannya itu memang selalu konsisten dalam sikap dan langkah kepemimpinannya di berbagai medan tugas. Ada begitu banyak rekaman peristiwa di mana sentuhan Jenderal Andika Perkasa begitu terasa dampaknya untuk keutuhan bangsa dan negara.
Semasa bertugas perbantuan (Bawah Kendali Operasi – BKO) sebagai Dansatgas di Badan Intelijen Negara di awal Reformasi, Jenderal Andika Perkasa sukses menangkap salah seorang pimpinan Al-Qaeda, gembong teroris dan pencipta bom kimia Omar Al-Faruq di Bogor dalam operasi sunyi dan tanpa mengeluarkan sebutir pun peluru.
Dalam keheningan, Jenderal Andika Perkasa berperan menjalankan langkah strategis pemerintah meredam tensi politik pra dan pasca Pilpres 2019, dengan merekatkan hubungan emosional antara para pemimpin yang berkompetisi hingga terjalin kolaborasi memimpin Indonesia hingga 2024.
Begitu pun dalam perang melawan Covid-19, musuh bersama yang tak terlihat dengan tingkat ancaman yang melebihi perang terbuka di medan tempur.
Sejak awal virus Corona memasuki Indonesia dan mulai menjalar ke berbagai daerah di Nusantara medio Maret 2020, Jenderal Andika Perkasa memposisikan diri di depan memimpin jajaran TNI AD, tenaga kesehatan TNI AD, dan keluarga besar TNI AD, serta merangkul swasta, OKP, ormas, dan masyarakat untuk bersama-sama memerangi Covid-19 dengan berbagai bentuk aksi nyata.
Ketika Presiden Jokowi mengeluarkan perintah lisan kepada Menteri Kesehatan Letjen TNI (Purn) Dr. Terawan Agus Putranto untuk berupaya menciptakan vaksin COVID-19 yang aman bagi anak-anak dan pasien COVID-19 dengan penyakit penyerta pada Agustus 2020, Jenderal Andika Perkasa tegak lurus megawal kebijakan Presiden. Ia mendukung langkah Menkes Terawan membentuk tim untuk mengembangkan Vaksin Nusantara sebulan kemudian.
Dalam perjalanan selanjutnya, kendati uji klinis belum selesai, Vaksin Nusantara diujicoba dan digunakan di RSPAD Gatot Subroto untuk kalangan terbatas. Kehadiran Vaksin Nusantara disambut antusias para tokoh bangsa, anggota DPR, pengusaha dan masyarakat yang berdatangan dan mengantre di RSPAD Gatot Subroto.
Mereka percaya hasil karya Dr Terawan, dokter dan perwira tinggi TNI yang rekam jejaknya telah menyelamatkan banyak tokoh dan masyarakat dari ancaman kematian akibat stroke lewat pengobatan “cuci otak”. Nasionalisme dan kerja mulia Dr Terawan sudah terbukti bagi para pasiennya. Ia tak pernah memikirkan bisnis, lebih-lebih memanfaatkan krisis covid-19 untuk menimbun pundi kekayaan.
Namun, rupanya pihak yang merasa kejatuhan emas berton-ton dari berdagang vaksin impor tidak terima. Mereka melawan dengan menyusun narasi, menggalang opini hingga mencipta drama untuk menyerang Dr Terawan dan karyanya Vaksin Nusantara. Hingga memuncak memicu ketegangan dan memecah konsentrasi pemerintah dan masyarakat dalam perang melawan Covid-19.
Menyikapi perkembangan, dengan langkah sigap dan senyap, Jenderal Andika Perkasa bergerak meredam kegaduhan agar polemik Vaksin Nusantara yang memanas tidak semakin meluas menjadi konflik antar lembaga negara dan para tokoh bangsa. Ia membangun kesepahaman antara Kementerian Kesehatan, BPOM dan TNI AD untuk melanjutkan upaya penelitian Vaksin Nusantara dengan fokus dan metode yang berbeda, namun tetap untuk satu tujuan agar pemerintah pada akhirnya bisa memanfaatkan hasil penelitian itu untuk pencegahan dan penanganan Covid-19 secara massal.
MoU tentang ‘Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas Terhadap Virus SARS-CoV-2’ akhirnya ditandatangani bersama oleh Jenderal Andika Perkasa, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito, disaksikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Effendy di Mabesad, Senin (19/4/2021).
Terima kasih Letjen TNI (Purn) Dr. Terawan Agus Putranto untuk sumbangsih Jenderal kepada bangsa dan negara dengan mahakarya Vaksin Nusantara.
Terima kasih Jenderal TNI Andika Perkasa, Ph.D atas keberanian dan ketegasan, serta langkah strategis Jenderal mengawal Vaksin Nusantara, serta aksi-aksi nyata Jenderal dan TNI AD dalam perang melawan Covid-19.
Sebagai putera-puteri dan anak-cucu Veteran pembela dan pejuang kemerdekaan RI, kami Pemuda Panca Marga mendukung Letjen TNI (Purn) Dr. Terawan Agus Putranto dan bersama Jenderal Andika Perkasa mengawal dan menyukseskan program penelitian Vaksin Nusantara demi keselamatan dan keutuhan bangsa dan negara!.
Penulis adalah : Dansatgas Anticovid-19 Korps Yudha Putra Pemuda Panca Marga – Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Pimpinan Pusat Pemuda Panca Marga.