JAKARTA, (Tanhananews) — Sejak tahun 2007 World Wide Fund for Nature (WWF) menginisiasi aksi mematikan listrik secara serentak di seluruh dunia selama satu jam atau dikenal dalam gerakan Earth Hour.
Gerakan Earth Hour ditujukan untuk mengajak elemen masyarakat secara bersama-sama peduli dan berkontribusi dalam penanggulangan kerusakan iklim.
Tahun ini, Earth Hour dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2023 pukul 20.30 sampai 21.30 waktu setempat.
Menurut Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Biru Voice, Suryo Susilo, gerakan Earth Hour menjadi momen penting dalam mendukung aksi pencegahan kerusakan iklim dan masalah lingkungan lainnya.
“Seiring berjalannya waktu, Earth Hour menjadi momen penting bagi kesadaran dan kepedulian kita kepada lingkungan, baik dalam kehidupan pribadi maupun secara bersama-sama bagi terciptanya lingkungan yang kuat dan aman,” kata Suryo Susilo dalam keteranannya, Sabtu (25/3/2023) malam
Suryo juga mengatakan gerakan Earth Hour secara simbolis dengan mematikan listrik selama 60 menit menjadi bukti bahwa kita semua memiliki kepedulian terhadap kerusakan bumi dampak dari terjadiya perubahan iklim.
“Gerakan Earth Hour adalah tindakan kecil namun berdampak besar bagi keberlangsungan kehidupan umat manusia,” ungkapnya.
Sebagai informasi yang dikutip dari situs WWF Indonesia, setiap 10% warga Jakarta yang mematikan lampu ketika Earth Hour energinya dapat dimanfaatkan memenuhi kebutuhan listrik bagi 900 desa.
Selain itu, energi yang dihemat dapat menyumbang oksigen untuk 524 orang.
Dalam waktu satu jam saja, hal tersebut juga dapat mengurangi 267 ton emisi karbon dioksida.
REDAKSI | EDITOR : EDDY PRASETYO