RK: Tikus Pun Tak Bisa Mudik ke Jabar

Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (Foto- Humas Pemprov Jabar)
Waktu Baca : 2 minutes

TANHANANEWS.COM, Jakarta — Terkait kesiapan strategi pencegahan aktivitas mudik di tengah pemberlakuan larangan mudik selama periode 6-17 Mei 2021, Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil (RK) sempat berkelakar tikus pun tak bisa masuk Jawa Barat.

Mengutip dari CNNIndonesia, RK mengatakan bahwa Jabar sIaga I di 158 titik penyekatan. “Kami siaga I di 158 titik penyekatan, termasuk istilahnya jalan-jalan tikus juga kita sekat oleh polsek. Sehingga tikus pun mungkin tidak bisa mudik kira kira di Jawa Barat,” kata Emil dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (5/5/2021).

RK mengaku telah menginstruksikan kapolsek dan petugas keamanan lainnya untuk berjaga di jalur tikus. selain Pemprov Jabar sendiri telah melakukan pencegahan dengan razia, menambah jumlah personel dan penyekatan di jalur perbatasan.

Menurut RK upaya itu dilakukan sebab terpantau rata-rata enam juta orang melakukan mobilitas di Jawa Barat pada musim mudik lebaran idulfitri. Untuk itu, ia menegaskan bahwa narasi mudik yang disampaikan pemerintah provinsi Jawa Barat adalah selaras dengan narasi pemerintah pusat.

Dalam hal ini, pemerintah pusat menegaskan bahwa segala jenis mudik, baik lokal maupun mudik perjalanan antarprovinsi, dilarang selama periode 6-17 Mei mendatang.

Tak hanya itu, melalui Addendum Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021, pemerintah memutuskan memberlakukan pengetatan mudik di masa sebelum dan sesudah larangan yakni 22 April sampai 5 Mei 2021 dan 18 Mei sampai 24 Mei 2021.

“Jabar narasinya sama dengan pemerintah pusat, bahwa dilarang mudik. Bahkan istilah mudik lokal saya sampaikan itu tidak diperkenankan, jadi aglomerasi yang disebut lokal itu hanya untuk pergerakan esensial, tapi tidak dalam konteks mudik,” jelasnya.

Lebih lanjut, Emil juga meminta agar pengecekan terhadap orang asing dilakukan dalam upaya penghalauan mudik ini. Menurutnya, orang asing yang keluar masuk ke daerah Jawa Barat berpotensi membawa mutasi virus.

Selain itu, ia menambahkan bahwa penjagaan di jalan tikus ini prosedurnya sama. Petugas akan melakukan razia dan memberhentikan pengguna kendaraan lalu melakukan interogasi. Jika ketahuan, petugas akan memaksa mereka untuk putar balik.

“Intinya tegas tapi persuasif, tegas tapi humanis. Sambil kita siapkan secara teknis pengetesan razia dengan tes antigen diĀ rest area,” pungkasnya.

(Redaksi)