TANHANANEWS.COM, Jakarta — Dalam gelaran diskusi secara daring, Kamis (6/5/2021), Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP), Jaleswari Pramodhawardani menyampaikan bahwa sepanjang 2010 hingga April 2021 telah terjadi 299 kasus kekerasan di Papua yang menyebabkan 395 orang meninggal dengan mayoritas pelaku Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Dilansir CNNInoneisa, menurut Jaleswari, kekerasan KKB dilakukan dengan tembakan, panah dan bacokan senjata tajam. “Dari awal 2010 hingga april 2021 terdapat setidaknya 299 kasus yang akibatkan 395 orang meninggal dunia, dan 1.579 orang terluka akibat tembakan, terkena panah, atau bacokan senjata tajam,” kata Jaleswari.
Ia memaparkan, tindak kekerasan tertinggi terjadi pada 2020 yakni sebanyak 65 insiden. Namun, pada 2021 diprediksi menjadi tertinggi lantaran hingga April saja sudah tercatat 51 insiden kekerasan terjadi di Papua.
Jaleswari meyakini angka itu hanya sebagian kecil dari jumlah korban dan insiden yang sebenarnya terjadi, sebab dia meyakini ada lebih banyak korban dan kasus yang tidak terdata.
Apalagi, kata dia, persoalan di Papua memang bukan hanya soal kesejahteraan tetapi justru kekerasan yang menjadi persoalan utama.
Sementara pelaku kekerasan oleh TNI, menurut Jaleswari, lebih sedikit yakni 19 tindakan. Sisanya dilakukan oleh warga sebanyak 65, orang tak dikenal 14, dan polisi sebanyak 13 tindak kekerasan.
Dari 395 jumlah kobran meninggal, 275 di antaranya adalah warga sipil. Sedangkan dari TNI jumlah korban meninggal yakni 56 orang, polisi 34 orang, dan dari KKB 30 orang.
“Jumlah korban meninggal dunia maupun luka bisa jadi lebih banyak dari angka di atas. Juga terdapat sangat banyak korban meningggal atau sakit parah di tempat pengungsian,” kata dia.
(Redaksi)