Joesoef Faisal: PPM Tanpa Dewan Pembina PP LVRI Bukanlah PPM

Penyerahan Piagam Penghargaan PP PPM Kepada Pendiri, Senior dan Mantan Ketua Umum PPM (Foto Dok PP PPM)
Waktu Baca : 4 minutes

TANHANANEWS.COM, Jakarta – Joesoef Faisal, salah satu pendiri dan Ketua Umum Pemuda Panca Marga (PPM) Periode 1983 – 1988 dan 1988 – 1989 menyampaikan bahwa PPM tanpa Dewan Pembina Pimpinan Pusat Legiun Veteran Republik Indonesia (PP LVRI) bukanlah PPM, dalam acara penyerahan piagam penghargaan dan PIN PPM kepada pendiri, senior dan mantan-mantan ketua umum PPM dari Pimpinan Pusat (PP PPM) hasil munaslub dibawah kepemimpinan Berto Izaak Doko, di Gedung Landmark Lt. 22 Jakarta, Senin (8/3/2021)

Joesoef Faisal atau Bang Joes salah satu pelaku sejarah berdirinya PPM menjelaskan secara rinci mulai dari landasan perundangan sejak terbentuknya organisasi PPM hingga pada akhirnya PP LVRI memutuskan melaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

“Semua berawal dari adanya kepengurusan hasil munas 2016 yang “mbalelo”, sebetulnya saya dan Djoko (Djoko Purwongemboro, mantan ketua umum PPM -red) sudah bolak balik berusaha memertemukan mereka dengan Pak Rais Abin (Letjen Purn Rais Abin, ketua umum DPP LVRI, ketika itu -red) dan waktu itu Pak Rais Abin meminta mereka untuk bertemu dengan seluruh jajaran PP LVRI, namum memang sejak awal mereka sudah memperlihatkan sikap ambigu” ujar Bang Joes

Lebih lanjut, salah satu pendiri PPM ini menegaskan bahwa telah terjadi “pemlesetan” makna kemandirian organisasi, bahwa kelahiran PPM murni dari UU No. 7 Tahun 1967, dikukuhkan dan disahkan oleh Kepres No. 25 Tahun 1980

“Oleh karena itu, pada saat kelahirannya, PPM dengan Persatuan Isteri Veteran RI (Piveri -red) merupakan satu bagan atau struktur dari LVRI, bakan Kop Surat PPM tertulis diawali dengan Legiun Veteran Republik Indonesia, baru dibawahnya Pemuda Panca Marga, sehingga terjadi kesalahan pemahaman banyak pihak yang mengangap PPM dan Piveri adalah veteran,” lanjutnya

Bang Joes juga menyampaikan, setelah melalui pembicaraan dengan beberapa Senior dicarikan jalan keluar menghindari kesalah pemahaman, maka melalui momentum UU No. 8 Tahun 1985, PPM dan Piveri secara struktural organisasi terpisah dengan LVRI.

“Terpisahnya PPM dan Piveri secara struktural dari LVRI, bukan berarti bisa lepas seenaknya, karena secara built-in dalam AD ART tidak dapat disangkal bahwa PPM dan Piveri memiliki Dewan Pembina Pimpinan Pusat LVRI, bukan oknum veteran yang dapat diambil dari mana saja, sehingga pengertiannya, kalua ada PPM dan Piveri yang tidak memiliki Dewan Pembina Pimpinan Pusat LVRI, itu jelas bukan PPM dan bukan Piveri, bisa saja sebagai paguyuban atau yang lainnya”, tegasnya

Diakhir sambutannya Bang Joes secara tegas meluruskan kembali adanya upaya-upaya “pemlesetan” baik makna kemandirian hingga kepada makna Veteran.

“Ini perlu saya sampaikan kepada jajaran kepengurusan hasil munaslub dibawah kepemimpian Bung Berto, agar kejadian “pemlesetan”makna kemandirian tidak terulang lagi dimasa datang dan pesan saya untuk Bung Berto, jaga PPM dalam semangat JSN 45,“ pungkasnya.

Sementara Bang Dali Tahir, mantan Komandan Korps pertama PPM menyampaikan rasa harunya ketika dihubungi untuk hadir dalam acara penyerahan piagam pernghargaan dan PIN PPM.

“Saya mengucapkan terima kasih dan rasa bangga kepada Bung Berto dan jajaran yang telah menggagas acara ini, tadi malam saat dikontak Pak Suryo Susilo (senior PPM -red), saya hampir menangis meneteskan air mata, ternyata Bung Berto dan kawan-kawan masih mau mengingat kami orang-orang tua, sehingga saya yang sedang sakitpun memaksa menguatkan diri agar bisa hadir hari ini,” kata Bang Dali

Selain menceritakan pengalaman pernah memimpin kegiatan dengan peserta hampir 10.000 anggota PPM di Cibubur, Bang Dali juga menyampaikan pesan kepada Bung Berto selaku ketua umum agar tetap menjaga dan meneruskan warisan nilai-nilai juang veteran yang melahirkan PPM

“PPM itu sakral dan bukan organisasi ‘ecel-ecek’, dilahirkan oleh para pejuang pendiri republik ini, jadi tanpa LVRI, PPM bukan siapa-siapa dan tidak bisa berbuat apa-apa,’ ujar Bang Dali yang masih memperlihatkan semangatnya.

Ketua Umum PPM Berto Izaak Doko dalam penyampaiannya di awal acara menjelaskan bahwa niat memberikan piagam penghargaan dan PIN PPM kepada pendiri, senior dan mantan-mantan ketua umum, semata-mata karena penghargaan atas keperduliannya terhadap kondisi PPM hingga hari ini.

“Saya berharap pemberian kami ini jangan dilihat dari harganya, tetapi semata karena niat tulus kami sebagai rasa terima kasih kepada pendiri, senior dan mantan-mantan ketua umum PPM yang telah memberikan dedikasi dan integritas pengabdiannya terhadap PPM serta dilandasai kesadaran, tanpa adanya pendiri, senior dan mantan-mantan ketua umum PPM, kami tidak akan pernah ada disini,” ucap Berto

Ketum PPM juga menyadari bahwa dukungan dari para senior dan teman-teman pengurus kepada dirinya, bukan karena personal atau pribadi, namun merupakan upaya meluruskan dalam menegakkan kebenaran, sehingga dalam perjalanannya kedepan masih membutuhkan arahan dan unjuk ajar dari semua pihak, agar tidak salah jalan.

“Kedepan, kami tetap membutuhkan arahan dari pendiri, senior dan mantan-mantan ketua umum agar kami tidak salah arah atau salah jalan serta silaturahmi kami tetap dapat  terjalin dengan baik, kami yakin dan percaya dengan niat baik ini, Tuhan Yang Maha Kuasa akan memberikan jalan keluar dalam menghadapi permasalahan apapun.” tutupnya.

Piagam Penghargaan dan PIN PPM diberikan kepada :

  1. Bapak Joesef Faisal ( Pendiri, Ketua Umum PPM 1983-1988, Ketua Umum PPM 1988-1989)
  2. Bapak Soekotjo Said, SE (Ketua Umum PPM 1989 – 1992)
  3. Bapak Djoko Purwongemboro (Ketua Umum PPM 1992-1997, Ketua Umum PPM 1997 – 2002)
  4. Bapak Adi Putra Tahir ( Senior PPM)
  5. Bapak Dali Tahir (Senior PPM)
  6. Bapak Suryo Susilo (Senior PPM)
  7. Bapak Agus Zakaria (Senior PPM)

Acara yang tetap berpedoman pada protokol kesehatan Covid-19, ditutup dengan pembacaan doa dilanjutkan ramah tamah.

Editor : eP