Wisatawan Keluhkan Makan Pecel Lele di Malioboro Rp 37 Ribu

Ilustrasi pecel lele. Foto- Shutter Stock
Waktu Baca : 2 minutes

TANHANANEWS.COM, Jakarta — Wisatawan yang sedang berkunjung ke Yogyakarta mencurahkan hatinya ketika harus membayar cukup mahal makan pecel lele di kawasan Malioboro. Ia harus rela merogoh kocek Rp 37 ribu untuk satu porsi pecel lele lengkap dengan sambal, lalapan dan nasi putih.

Curahan hati yang mendapat tanggapan beragam dari warganet bahkan ada yang menanggapi sinis. Harga Rp 37 ribu kini dinilai wajar untuk sebuah makanan di kawasan Malioboro, yang notabene merupakan pusat kota Yogyakarta dan daerah wisata andalan.

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memberikan tanggapan dengan mengatakan pihaknya sudah melakukan penelusuran dan dipastikan peristiwa tak terjadi di Malioboro, namun kemungkinan sirip-sirip yang mana pedagang tak masuk dalam komunitas Malioboro. Pihaknya kini terus mencari pedagang yang memberlakukan harga tidak wajar pada wisatawan tersebut.

“Saat ini kami masih mencari jika kemungkinan terjadi di sirip-sirip Malioboro. Jika ketemu akan beri sanksi tegas, tidak boleh berdagang di kawasan Malioboro,” tandas Heroe.

Anggota Forpi Kota Yogyakarta, Baharuddin Kamba menyatakan kejadian ‘nuthuk’ harga bukan kali pertama terjadi di Kota Yogyakarta. Beberapa waktu lalu, wisatawan mengeluhkan mahalnya tarif parkir dan kini kembali harga makanan yang dinilai tidak wajar.

“Ya, kan sudah sering terjadi soal ‘nuthuk’ harga makanan di Malioboro. Jangan dilihat dari harga yang dibayar oleh pembeli sejumlah Rp 37 ribu, tapi itu jelas tidak sesuai dengan harga yang tertera. Pembeli harus menanyakan menu dan harganya,” tegas Kamba.

Forpi Kota Yogyakarta pun merekomendasikan sanksi berat bagi pedagang yang dengan sengaja bermain-main dengan harga dan membuat tidak nyaman pengunjung. Lagi-lagi, alasan merusak citra menjadi latar tidak boleh terjadi lagi hal serupa di Kota Yogyakarta.

“Jangan pula kemudian diwajarkan, karena ini jelas di luar kewajaran ya. Apalagi kalau melihat kemampuan masyarakat yang berbeda-beda. Masak Malioboro hanya untuk orang yang punya uang, nanti yang penghasilannya kecil takut ke Malioboro dong, ini tidak boleh terjadi, jangan kemudian diromantisasi,” tandas Kamba.

Sumber : KRJOGJA