Pos Penyekatan Dadirejo Purworejo Putar Balik 40 Kendaraan Pemudik

Pengemudi kendaraan terjaring penyekatan diminta menunjukan kelengkapan perjalanan. (Foto - Jarot Sarwosambodo/KRJOGJA)
Waktu Baca : < 1 minute

TANHANANES.COM, Jakarta — Dalam tiga hari pelaksanaan larangan mudik, Posko Terpadu Desa Dadirejo Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworeo Jawa Tengah (Jateng) telah meminta putar bailik sebanyak 40 kendaraan pemudik yang terjaring penyekatan ketika hendak memasuki wilayah Provinsi Jateng dari arah Yogyakarta.

Hingga Sabtu (08/05/2021) pagi, sebanyak 12 sepeda motor diminta memutar balik, sedangkan mobil tercatat 28. Petugas posko memeriksa 75 sepeda motor dan 88 mobil serta bus. “Mereka rata-rata berasal dari kota-kota di Jawa Timur, atau Jateng sebelah timur,” kata Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dinhub) Kabupaten Purworejo Boedi Hardjono saat memantau posko Desa Dadirejo, dilansir dari KRJOGJA.

Pengemudi diminta memutar balik karena tidak mampu menunjukkan kelengkapan surat dan tidak termasuk perkecualian kendaraan yang boleh melintas. Mereka juga tidak bisa membuktikan perjalanan yang dilakukan termasuk dalam pengecualian atau perjalanan nonmudik seperti diatur pemerintah.

Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Jawa Tengah Erry Derima Riyanto menuturkan, posko perbatasan provinsi di Desa Dadirejo merupakan bagian dari 14 titik penyekatan di Jawa Tengah. “Kami monitoring terus, terutama terkait dengan kepadatan arus kendaraan mendekati lebaran,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan dan laporan selama pelaksanaan penyekatan, Erry menilai situasi lalu lintas kondusif dan terkendali. Bahkan, Erry menilai ada kecenderungan kepadatan lalu lintas menurun.

Indikasi itu, lanjutnya, terlihat dari lengangnya arus kendaraan yang melintasi keluar atau masuk Jawa Tengah di Dadirejo. “Situasinya lebih lengang, saya melihat ada penurunan kepadatan lalu lintas. Meski demikian, tidak membuat petugas lengah, terbukti dengan masih adanya kendaraan yang diminta putar balik,” ungkapnya.

Menurutnya, situasi itu bisa jadi indikasi masyarakat mulai sadar untuk tidak melakukan perjalanan mudik pada libur lebaran. “Semoga situasi itu jadi indikasi semakin sadarnya masyarakat, bahwa mereka harus menunda dulu perjalanan, demi menjaga keluarga di kampung halaman tidak terpapar Covid-19,” ujarnya.

Sumber : KRJOGJA