TANHANANEWS.COM, Jakarta — Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Amir Machmud NS, menjadi khatib shalat Idul Fitri 1 Syawal 1442 H di Perumahan Genuk Indah, Semarang, Kamis (13/5/2021)
Dalam khutbahnya, Amir menyoroti tentang bagaimana berkomunikasi secara santun dan beretika.
Mencermati realita justru yang berlangsung eksploitasi media sosial (medsos) berakibat pada kekeruhan silaturahmi antarmanusia, bukan sebaliknya eksploitasi teknologi informasi untuk kemaslahatan.
“Ruang digital kita menjadi kotor dan tanpa etika. Terjadi kerusakan hubungan antarmanusia dan kelompok-kelompok masyarakat. Kita melupakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Alquran dan tidak memerhatikan sifat-sifat kenabian,” tutur wartawan senior itu, di hadapan Jaamah dikutip dari SUARA MERDEKA.
Amir menyebut, sifat nabi siddiq, amanah, tabligh, fathanah cenderung dilupakan meski hal itu justru yang akan dalam mempertimbangkan mana informasi yang layak unggah, dan mana informasi yang tidak sepatutnya kita posting. Itulah hakikat penerapan fikih komunikasi.
Selain itu, kita mawas diri untuk merevitalisasi kerusakan silaturahim dengan konsep interaksi dan komunikasi yang dianjurkan oleh Alquran, yakni qaulan karima, qaulan sadiqa, qaulan makrufa, qaulan baligha, qaulan layna, dan qaulan maysura. Semua itu bermakna menyelaraskan praktik komunikasi yang santun dan beretika.
Menyinggung persoalan keterbatasan silaturahim akibat pandemic Covid-19, Amir menyampaikan kondisi yang memaksa manusia untuk beradaptasi.
“Kondisi yang memaksa manusia untuk beradaptasi dalam perilaku keseharian ini seharusnya tidak merenggangkan hati kita,” ujarnya.
Dengan mematuhi protokol kesehatan, kita mendambakan menjadi manusia-manusia yang sehat. Umat sehat merupakan landasan bangsa yang kuat. “Bangsa akan kuat apabila didukung oleh umat yang mampu memilih mana yang maslahat dan mana yang mudarat,” ucapnya.
Sumber : SUARA MERDEKA